News

Gerindra: Kedekatan Puan dan Dasco Kunci Merealisasikan Pertemuan Megawati-Prabowo


Wacana pertemuan antara presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri santer belakangan ini tapi tidak kunjung terealisasi. 

Waketum Partai Gerindra Habiburokhman mengaku optimistis, karena adanya kedekatan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

Ia menyebut, baik Puan dan Dasco merupakan lapis kedua dari masing-masing elite PDIP-Gerindra. Habiburokhman menuturkan, sudah tentu komunikasi mempertemukan Prabowo dan Megawati sudah disuarakan selama ini, hanya menunggu momen yang tepat.

“Kalau mau disebut-sebut second line setelah di sana (PDIP) ada Mbak Puan, di sini ada Pak Dasco. Jalinan komunikasi antara Pak Dasco dan Mbak Puan itu bagus banget,” ujar Habiburokhman kepada wartawan, Jakarta, Kamis (11/4/2024).

Habiburokhman mengatakan, keduanya bisa menjadi jembatan yang baik untuk mempertemukan Prabowo dan Megawati. Dia meyakini, hubungan baik antara Puan dan Dasco dapat mempercepat langkah rekonsiliasi.

“Pokoknya menunjukkan keakraban dan kedekatan yang amat luar biasa, personal. Tapi karena beliau adalah petinggi dua koalisi, saya pikir akan menjadi faktor dalam mempercepat rekonsiliasi ini,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah tak menutup kemungkinan akan terjadi pertemuan antara Ketumnya Megawati Soekarnoputri dengan presiden terpilih Prabowo Subianto. Ia menegaskan, hubungan kedua tokoh ini terjalin dengan baik.

“Ibu Megawati ataupun PDI Perjuangan tidak pernah punya masalah pribadi apapun dengan Gerindra dan khususnya Ibu Mega dan Pak Prabowo. Hubungan pribadi antara kedua beliau itu sepanjang sejarah yang saya ketahui sangat baik hingga hari ini,” kata Basarah di Masjid At-Taufiq, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2024).

Jika nantinya terjadi pertemuan di antara keduanya, Basarah menyatakan hal tersebut bukan sebuah upaya rekonsiliasi. Karena, menurutnya, hubungan Prabowo dan Megawati tidak pernah retak.

“Yang terjadi sekadar kompetisi pemilu presiden yang itu sudah kita sepakati sebagai suatu sistem bernegara kita bahwa setiap lima tahun ada kontestasi pemilu legislatif pemilu presiden dan juga pemilihan umum kepala daerah,” ujarnya.

Basarah menyebut kondisi politik yang sempat memanas selama proses penyelenggaraan Pemilu 2024 merupakan hal yang lumrah. Ia menilai kondisi tersebut merupakan tradisi berdemokrasi. “Sehingga tidak pada tempatnya kalau kita harus mengatakan kita harus rekonsiliasi antara Ibu Mega dan Pak Prabowo,” ucapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button