Kanal

Haji Syafruddin Ungkap Buta Aksara Alquran di Indonesia Capai 65%

Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komjen Pol (Purn) Dr H Syafruddin, Msi, mengungkapkan bahwa sekitar 65% dari umat Islam di Indonesia tidak dapat membaca Alquran. Statistik yang meresahkan ini diungkapkannya saat menghadiri peringatan milad pertama Lembaga Pembelajaran Qiroatil Quran (LPQQ) di Masjid Istiqlal pada hari Sabtu (4/11/2023).

Mengutip data survei tahun 2019, Syafruddin menekankan kesenjangan antara kemampuan membaca Alquran di kalangan umat Islam pedesaan dibandingkan dengan mereka yang berada di area perkotaan, dengan angka buta aksara Quran lebih tinggi di pedesaan.

Dalam upaya untuk mengubah narasi ini, Syafruddin, yang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian RI serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, telah mendirikan Yayasan Indonesia Mengaji pada tahun 2020. 

Yayasan ini fokus pada pengentasan buta huruf Quran dengan mencetak dan mendistribusikan mushaf Al-Quran ke berbagai wilayah di Indonesia.

Menyoroti kontras antara kondisi di Indonesia dan Chechnya, Syafruddin merasa prihatin namun termotivasi oleh kemampuan negara seperti Chechnya, yang merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1993 dan di mana mayoritas dari 5 juta penduduknya tidak hanya mampu membaca Al-Quran tetapi juga memiliki sejumlah besar hafiz, termasuk Presidennya.

“Saya itu miris kalau melihat keberhasilan negara lain. Saya ambil contoh Chechnya, negara pecahahan Uni Sovyet yang merdeka tahun 1993. Di sana mayoritas muslim tahu baca Al-Quran, bahkan dengan jumlah penduduknya 5 juta jiwa, hampir lebih dari separuh adalah hafidz. Termasuk Presidennya,” ujar Syafruddin mengutip akun Youtube Tawaf TV, Sabtu (4/111/2023).

Dengan adanya Lembaga Pembelajaran Qiroatil Quran dan lembaga-lembaga serupa, Syafruddin menyimpan harapan bahwa survey yang akan dilaksanakan oleh Lembaga Survey Trust Indonesia pada Maret 2024 mendatang akan menunjukkan peningkatan jumlah umat Islam yang mampu membaca Alquran dari 35% menjadi setidaknya 50%.

Dalam penutupan sambutannya, Syafruddin mengajak para hadirin untuk memberikan doa bagi syuhada dan warga Palestina yang menderita akibat konflik di Gaza dan Tepi Barat, menandai momen dengan kesedihan sekaligus kebersamaan dalam solidaritas.

“Saya meminta para hadirin sejenak menundukkan kepala mengirim doa untuk para syuhada dan warga Palestina yang menjadi korban di Gaza dan Tepi Barat,” ujar Syafruddin.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button