Market

Harga Komoditas Turun, DPR Minta Asumsi RAPBN 2024 Lebih Realistis

DPR mengharapkan dalam menyusun asumsi-asumsi dasar RAPBN 2024, pemerintah harus lebih realistis.  Sebab saat ini harga komoditas utama melemah dan ketidakpastian ekonomi global.

Anggota Komisi XI DPR, Anis Byarwati mengingatkan saat ini harga kelapa sawit, batu bara, minyak mentah dan gas alam yang menjadi komoditas unggulan nasional sedang menurun. Kondisi ini akan mempengaruhi neraca perdagangan yang bisa mengalami penurunan per kuartal atau (q-to-q).

“Di tengah masih tingginya ketidakpastian kondisi ekonomi global dan mulai melandainya harga komoditas unggulan Indonesia di pasar Internasional, proyeksi ekonomi Indonesia di tahun 2024 perlu lebih realistis dan sesuai dengan kondisi yang ada,” kata Anis dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/5/2023).

Pada pekan kemarin, pemerintah melalui menteri keuangan telah menyampaikan Kerangka Makro Ekonomi (KME) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2024 ke DPR. Menteri Keuangan telah membacakan di depan Rapat Paripurna, Jumat (19/5/2023), yang menandai dimulainya pembicaraan pendahuluan untuk membahas RAPBN 2024.

Dalam Pidato Menteri Keuangan, Pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro yang akan digunakan sebagai asumsi dasar penyusunan RAPBN Tahun Anggaran 2024, dimana pertumbuhan ekonomi diusulkan dalam rentang 5,3% hingga 5,7%. Politisi PKS ini kembali mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional selama ini masih ditopang oleh hasil ekspor terhadap windfall harga komoditas unggulan yang tinggi.

Menurut Anis, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 sangat optimis. Namun pemerintah perlu lebih realistis, dengan berkaca pada pertumbuhan ekonomi Triwulan-I 2023. “Jadi harga komoditas unggulan kita mulai menurun, kelapa sawit, batu bara, minyak mentah dan gas alam, yang berdampak pada ekspor komoditas dan neraca perdagangan yang mengalami penurunan per kuartal (q-to-q). Dibandingkan kuartal 4 2022, ekonomi Indonesia pada kuartal 1 2023 terkontraksi sebesar 0,92% (q-to-q), walaupun masih tumbuh sebesar 5,03% (y-on-y),” jelasnya yang juga Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR ini.

Jadi pemerintah sangat optimis angka pertumbuhan ekonomi terus di atas 5% dalam enam kuartal berturut-turut. Dengan laju inflasi dalam tren yang menurun, tercatat sebesar 4,33% (yoy) pada bulan April 2023.

Bahkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara G20 dan ASEAN. Dalam kesempatan yang sama, Anis juga menjelaskan tren pemulihan ekonomi global masih menghadapi sejumlah masalah.

Untuk data PMI Manufaktur Global, kembali terkontraksi di akhir Triwulan I 2023. Aktivitas manufaktur di hampir 60 persen negara G-20 dan ASEAN-6 juga masih mengalami kontraktif, pada angka 27,3 persen. Bahkan beberapa lembaga internasional seperti IMF dan World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi global stagnan pada angka 2,7 hingga 3,0%. Sedangkan untuk perekonomian Indonesia tahun 2024, diprediksi berkisar antara 4,8% hingga 5,1%.

Pembahasan KEM-PPKF dan RAPBN 2024 merupakan Pembicaraan Pendahuluan dalam merancang APBN 2024. Oleh sebab itu, Anis mengharapkan pemerintah perlu fokus dan memiliki skala prioritas dalam merancang kebijakan APBN 2024 di tengah kondisi global yang masih tidak menentu serta kondisi dalam negeri sendiri yang memasuki periode transisi kekuasaan menuju Pemerintahan baru pada tahun 2024 nanti.

“APBN 2024 harus mampu menjawab tantangan yang tidak ringan, baik dari luar maupun dari dalam negeri sendiri. Menjaga sumber penerimaan dari sektor perpajakan yang mulai membaik dan perlu terus ditingkatkan, serta memastikan spending better terlaksana dengan efektif dan konsisten. Selain itu, janji Pemerintah untuk menuntaskan stunting dan kemiskinan ekstrem akan terus kami kawal,” ungkap Anis.

Anggota DPR dari Dapil DKI Jakarta I ini berharap pelaksanaan pesta demokrasi yang akan digelar pada 2024 mendatang berjalan aman, baik Pemilu Legislatif dan pemilihan Presiden. Sebab, hasil Pemilu akan menjadi cerminan bagi kehendak rakyat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik agar fundamental ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih kuat dan kokoh di masa yang akan datang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button