Market

Industri Timah Banyak Gulung Tikar, Ekonomi Babel dalam Ancaman


Bambang Patijaya mengungkapkan menurunnya industri timah menjadi penyebab ekonomi Bangka Belitung (Babel) terpuruk dalam beberapa bulan terakhir. Pasalnya, timah menjadi penyumbang produk domestik bruto (PDB) regional Babel terbesar.

“Komoditas timah yang sedang tidak baik-baik saja. Timah menjadi penyumbang produk domestik bruto regional Babel yang terbesar, selama ini. Sehingga ada yang perlu kita bahas disini, tentu tidak jauh-jauh dari persoalan tata niaga pertimahan,” ujar Bambang, Jakarta, dikutip Rabu (27/3/2024).

Bambang mengakui bahwa kedatangan komunikasi dengan kepala daerah Babel itu, merupakan inisiasinya selaku wakil rakyat dari daerah pemilihan Babel, yang begitu prihatin melihat keterpurukan ekonomi daerahnya, akibat menurunnya komoditas timah.

Lantas, tata niaga pertimahan seperti apa yang diinginkan dan bisa menjadi solusi atas keterpurukan ini? Menurutnya, yang utama masyarakat bisa bekerja, kedua aturan ditegakkan, negara dan daerah dapat pemasukan. Yang ketiga, lingkungan terjaga.

“Pada saat ini kita melihat, jangkankan para bupati, Dirut Timah pun ada keluhan dalam mengelola operasional Timah. Sehingga semua serba belum maksimal. Kami berharap, Pak Dirjen Minerba, hal-hal yang terkait dengan regulasi dan perizinan harus segara diuraikan,” tambahnya.

Politisi Fraksi Partai Golkar ini, mengingatkan, dalam RDP Komisi VII DPR dengan Plt Dirjen Minerba, beberapa waktu lalu, disampaikan bahwa baru 12 Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB), atau sebesar 44 ribu ton timah.

Artinya, masih setengah dari jumlah komoditas timah yang disetujui pada 2023. Sehingga masih banyak lagi timah yang belum tereksplorasi.

“Kita tidak bisa semata-mata mengatakan karena proses penegakan hukum lalu kemudian semua drop. Tapi kami juga mendorong kepada bapak Dirjen Minerba beserta jajarannya, aspek legalitas untuk orang bekerja harus ada. Dengan kata lain, disini kami mendorong agar percepatan penerbitan RKAB sesuai dengan ketentuan yang berlaku.  Jika ada persoalan, kendala dalam penerbitannya, tentu harus dicarikan solusinya, sehingga tidak mandek,” tegasnya.

Di sisi lain, Dinas Ketenagakerjaan Babel mengungkapkan, banyak karyawan smelter timah dirumahkan karena banyak perusahaan pengolahan bijih timah yang tidak beroperasi. 

“Saat ini ratusan karyawan smelter dirumahkan, dampak dari tidak beroperasinya perusahaan smelter,” kata Kepala Disnaker Provinsi Kepulauan Babel Elius Gani di Pangkalpinang, Rabu (27/3/2024).

Ia mengatakan kondisi pertimahan di Kepulauan Babel yang mengalami kemerosotan tidak hanya menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri sektor pertimahan tetapi berdampak kepada perekonomian masyarakat di provinsi penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia tersebut.

“Saat ini belum banyak kasus PHK di industri timah ini, namun demikian jika operasional smelter ini tidak berjalan akan banyak pekerja dirumahkan,” katanya.

Menurut dia, kemerosotan produksi dan ekspor timah ini dapat mengancam PHK dan dapat meningkatkan pengangguran di daerah ini. “Kondisi pertimahan saat ini cukup mengkhawatirkan, karena dapat membuka pintu pengangguran semakin terbuka,” ujarnya.
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button