Market

Ingin Jadi Raja Gula Dunia, Jokowi Minta Erick Thohir Belajar dari Brazil

Sabtu, 05 Nov 2022 – 20:52 WIB

Mungkin anda suka

Presiden Jokowi ingin Indonesia swasembada gula.

Indonesia dikenal sebagai raja gula dunia, tapi dulu. Kini, negeri yang disebut gemah ripah loh jinawi ini, adalah importir gula. Kondisi ini, membuat Presiden Jokowi kecewa berat.

Presiden Jokowi mengatakan, saat ini, gula konsumsi yang diimpor sedikitnya mencapai 1.088.000 ton per tahun. Sedangkan gula industri, impor lebih gede lagi. Sekitar 3.569.000 ton per tahun.

Kondisi ini membuat mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu, miris. Lima tahun ke depan, dia ingin Indonesia menjadi produsen gula nomor wahid. Alias kembali menjadi raja gula dunia. “Padahal kita tahu di Indonesia ini adalah raja gula, ekspor kita kemana-mana ke semua negara. Pertanyaannya, kenapa dari yang dulu mengekspor kok sekarang impor,” kata Jokowi, Jakarta, dikutip Sabtu (5/10/2022).

Untuk mewujudkan mimpi besar itu, Jokowi telah memerintahkan Menteri BUMN, Erick Thohir untuk menjajaki kerja sama dengan Brazil. Intinya, Menteri Erick perlu belajar dari Brazil, bagaimana menjadikan Indonesia ber terkait swasembada gula. “Brazil merupakan negara yang memiliki pengalaman baik dalam manajemen tebu dan gula,” papar Jokowi.

Jokowi juga memerintahkan agar BUMN menyiapkan bibit tebu dengan varietas yang paling baik. Dia memandang dengan cara menanam yang baik dan modern, maka 5 tahun ke depan Indonesia bisa mencapai swasembada gula.

“Kita harapkan dengan cara penanaman yang baik dan modern ini dalam 5 tahun kedepan, kita bisa mandiri dan ketahanan pangan kita utamanya gula bisa kita lakukan sendiri, tanpa harus mengimpor,” ungkap Jokowi.

Saat ini, kata Jokowi, penggunaan bibit yang baik didukung modoernisasi mesin, mampu menekan randemen yang pada akhirnya menguntungkan petani. Namun, semuanya tidak datang begitu saja dari langit. Perlu diperjuangkan dan investasi yang nilainya tidak kecil.

“Apalagi teknologi terus berkembang. Gula tidak hanya untuk memenuhi konsumsi saja. Tebu bisa dapat diolah menjadi Bioetanol yang bermanfaat sebagai bahan bakar alternatif, pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM),” imbuhnya.

Langkah itu, sejalan ambisi pemerintah meningkatkan energi baru dan terbarukan (EBT). Presiden mencatat separuh energi, BBM yang digunakan 50 persennya adalah impor.

Dia tak ingin Indonesia terus-terusan seperti itu. Menurutnya tebu dan sawit bisa ditingkatkan lagi, itu akan memperkuat ketahanan energi negara nasional. “Ini yang akan kita lakukan sehingga nantinya selain gulanya terpenuhi, ada sisi lain yaitu karena gula juga menghasilkan molase, ini yang akan dipakai untuk membangun industri Bioetanol yang juga akan memperkuat ketahanan energi kita,” tutur Jokowi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button