News

Inilah 4 Organisasi Islam di Indonesia dengan Pengikut Terbanyak

Sabtu, 25 November 2023, terjadi sebuah bentrokan antar ormas di Bitung, Sulawesi Utara.

Berita yang tersebar di dunia maya menarasikan bentrokan itu terjadi akibat perselisihan antara pro Palestina dan pro Israel.

Namun Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Setyo Budiyanto menyampaikan bahwa berita yang beredar itu tidak benar.

Berdasarkan berita yang diterima oleh media, bentrokan terjadi saat Massa Masyarakat Adat Makatana Minahasa berusaha memasuki pusat kota untuk bergabung dalam posisi Barisan Solidaritas Muslim (BSM). Namun upaya itu dicegah oleh aparat penegak hukum.

Tak lama kemudian, ada sejumlah oknum yang memprovokasi Massa Ormas saat berpapasan dengan Ambulance memakai atribut kegiatan bendera Tauhid.

Setelahnya, ambulan itu menjadi sasaran massa aksi, mulai dari pembakaran atribut hingga penganiayaan terhadap salah seorang dari peserta Parade Doa.

Atas kejadian itu, Polda Sulawesi Utara (Sulut) menangkap tujuh tersangka, dimana dua pelaku diduga sebagai pelaku di TKP 1.

Sampai Senin malam, jumlah tersangka bertambah dua orang, total menjadi sembilan tersangka.

Tersangka pertama ditangkap di Kota Tomohon, sedangkan tersangka kedua ditangkap di Kabupaten Minahasa Utara.

Daftar Ormas Islam di Indonesia

Ormas atau organisasi kemasyarakatan adalah tempat dimana setiap masyarakat memiliki kebebasan berserikat, berkumpul, dan berpendapat dalam suatu konstitusi.

Membentuk ormas agama tidak semudah seperti membuat kelompok pertemanan di media sosial, karena seluruh pengaturan mengenai ormas telah tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 16 Tahun 2017.

Biasanya, ormas dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi dan satu tujuan demi kemajuan bangsa dan negara.

Tapi sayangnya, banyak kasus tentang kericuhan antar ormas akibat perselisihan pendapat, sehingga banyak orang yang beropini bahwa ormas bukanlah sebuah kelompok agama melainkan kelompok anarkis yang dilegalkan oleh pemerintah.

Di lain sisi, masih banyak ormas keagamaan yang masih memberikan dampak positif bagi negara dan masyarakat melalui penyebaran dakwah kedamaian.

Berikut adalah daftar ormas Islam di Indonesia yang memiliki pengikut terbanyak:

1. Nahdlatul Ulama (NU)

Ormas terbesar di Indonesia, NU
Ormas terbesar di Indonesia, NU (Photo: WIkipedia)

Nahdlatul Ulama adalah salah satu ormas Islam di Indonesia yang memiliki pengikut terbanyak.

Ormas ini pertama kali berdiri pada 31 Januari 1946 di Kota Surabaya yang didirikan oleh Hasyim Asy’ari, kepala pesantren di Jawa Timur.

Tujuan pembuatan ormas ini adalah untuk membela praktis Islam Tradisionalis (sesuai dengan akidah Asy’ariyah dan fiqih Mazhab Syafi’i) dan kepentingan ekonomi anggotanya.

Maka dari itu, sudut pandang keagamaan ormas ini tidak jauh dari kata tradisionalis, sehingga mereka cenderung mentoleransi budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Ormas ini menganut nilai yang sangat bertentangan dengan kebijakan modernis Muhammadiyah dan Persatuan Islam (Persis), sehingga muncul sebuah gerakan bernama Salafi yang menolak melakukan adat istiadat setempat yang dipengaruhi oleh tradisi Hindu dan Budha Jawa pra-Islam.

Seiring berjalannya waktu, organisasi ini mulai berkembang dan memiliki banyak pengikut melalui persebaran dakwah di beberapa wilayah.

Berdasarkan data dari Kemenag, jumlah pengikut Nahdlatul Ulama di tahun 2021 mencapai 95 juta anggota dan menjadikannya sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia dan dunia.

2. Muhammadiyah

48th Muktamar Muhammadiyah (National Congress): Leadership Regeneration of the Largest Islamic Organization in Indonesia - PWM Jawa Tengah
Organisasi Islam di Indonesia, Muhammadiyah (Photo: PWM Jawa Tengah)

Ormas Islam terbesar di Indonesia selanjutnya adalah Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan di Kota Yogyakarta.

Nilai yang dianut oleh ormas ini berbeda dengan NU, karena Muhammadiyah masih membuka keran ijtihan untuk menyesuaikan hukum Islam dengan perkembangan zaman.

Penyebaran nilai Muhammadiyah pertama kali dilakukan di wilayah Kraton Yogyakarta yang dicetuskan oleh sahabat Kyai Ahmad Dahlan bernama Muhammad Sangidu.

Pada masa kepemimpinan Kyai Dahlan, pengaruh Muhammadiyah mulai tersebar ke wilayah lain, seperti Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan.

Dalam waktu yang begitu singkat, ormas ini mulai menyebarkan pemahamannya ke seluruh Sumatera Barat, Sulawesi, dan Kalimantan.

Di tahun 1938, Muhammadiyah akhirnya memiliki banyak pengikut yang tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia.

Berdasarkan data dari Kemenag di tahun 2019, jumlah pengikut Muhammadiyah mencapai lebih dari 60 juta anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Namun berdasarkan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA menyebut bahwa jumlah pengikut Muhammadiyah mulai mengalami penurunan dari angka 9,4 persen di tahun 2005  menjadi 5,7 persen di tahun 2018.

3. Persatuan Islam (PERSIS)

Persatuan Islam (PERSIS)
Persatuan Islam (PERSIS) (Photo: Padangkita.com)

Selanjutnya ada Persatuan Islam atau PERSIS yang didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus.

Organisasi memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh Rasulullah SAW dan memberikan pandangan berbeda dari pemahaman Islam tradisional yang dianggap sudah tidak asli karena sudah bercampur dengan budaya lokal.

Sebagai salah satu ormas tertua di Indonesia, ajaran pemahaman Islam dari PERSIS sudah tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, mulai dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Riau, dan Gorontalo.

4. Persatuan Umat Islam (PUI)

Organisasi Islam di Indonesia, Persatuan Umat Islam (PUI)
Organisasi Islam di Indonesia, Persatuan Umat Islam (PUI) (Photo: Portal Islam)

Organisasi Islam terbesar di Indonesia yang terakhir adalah PUI yang berdiri pada tanggal 21 Desember 1917 di Jawa Barat.

PUI merupakan gabungan dari dua organisasi massa Islam, yaitu Perikatan Oemmat Islam (POI) dari Majalengka dan Persatoean Oemmat Islam Indonesia (POII) dari Sukabumi.

Sosok pendiri organisasi ini adalah K.H. Abdul Halim, K.H. Ahmad Sanusi, dan Mr. R. Syamsuddin.

Untuk pengajaran nilai agama, PUI mengadopsi pemahaman madzhab Syafi’i rahimahullah, Al-Irsyad al-Islamiyyah yang langsung merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah melalui pemahaman ulama mereka.

Tidak diketahui secara pasti jumlah pengikutnya, namun dari situs resminya, PUI memiliki 23 pengurus wilayah yang tersebar di Indonesia.

.

.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button