Hangout

Lewis Capaldi Alami Sindrom Tourette Saat Konser, Tak Ada Obat bagi Penyakit Ini

Anda mungkin pernah mendengar lagu Someone You Loved yang dirilis pada 2019. Sang penyanyinya Lewis Capaldi ternyata mengalami Sindrom Tourette. Parahnya ia mengalami sindrom itu ketika sedang konser di Jerman. Berbahayakah penyakit ini dan apa saja gejalanya?

Lewis Capaldi mengalami Sindrom Tourette saat konser musik di Jerman, Selasa (21/2/2023). Sebelumnya Lewis Capaldi pada September lalu mengumumkan bahwa dirinya terkena Sindrom Tourette yang mengakibatkan kesulitan bernyanyi saat konser.

Pada saat konser, penyanyi berkebangsaan Skotlandia yang lahir pada 7 Oktober 1996 itu mengalami tics dan akhirnya berpaling dari mikrofon. Terlihat ia sempat berhenti sejenak di tengah lagu. Para penonton dan juga fans ikut yang melihat kondisi ini ikut membantu Lewis Capaldi bernyanyi untuk menyelesaikan lagu saat itu.

Dalam videonya yang viral di Tiktok ketika dia sedang tics tersebut, Lewis menanggapi video tersebut. “Halo Lewis di sini, saya sudah melihat video yang beredar di TikTok dan saya melihat banyak orang yang berkomentar mengenai konser karena saya mengalami berkedut cukup banyak. Saya mengalami hal ini cukup sering dan sepertinya terlihat tidak nyaman. Saya mempunyai Sindrom Tourette, jadi saya mengalami hal ini cukup sering,” kata peraih Brit Awards untuk Lagu Britania Terbaik pada 2020 itu melalui akun TikTok-nya.

Menurut Lewis Capaldi, kondisi ini bisa terjadi saat dirinya kelelahan, gugup atau bahkan terlalu bersemangat. Melalui konfirmasi dirinya di TikTok banyak komentar yang memberi dukungan kepada Lewis Capaldi untuk terus semangat dan berkarya dalam musiknya.

Mengutip The Famous People, Lewis Capaldi terkenal karena lagu-lagu balada dan gaya vokalnya yang khas. Ia dikenal karena kepribadian yang humoris. Ia meraih ketenaran internasional dengan lagu berjudul Someone You Loved yang menjadi hit nomor satu di banyak negara dan memenangi berbagai penghargaan, termasuk Brit Awards untuk Lagu Britania Terbaik pada 2020.

Apa itu Sindrom Tourette?

Mengutip Mayo Clinic, Sindrom Tourette adalah gangguan yang melibatkan gerakan berulang atau suara yang tidak diinginkan (tics) yang tidak dapat dikontrol dengan mudah. Misalnya, Anda mungkin berulang kali mengedipkan mata, mengangkat bahu, atau mengeluarkan suara yang tidak biasa atau kata-kata yang menyinggung.

“Tics biasanya muncul antara usia 2 dan 15 tahun, dengan rata-rata sekitar usia 6 tahun. Laki-laki sekitar tiga sampai empat kali lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk mengembangkan Sindrom Tourette,” tulis Mayo Clinic.

Banyak orang dengan sindrom Tourette tidak memerlukan pengobatan saat gejalanya tidak mengganggu. Tics sering berkurang atau menjadi terkendali setelah masa remaja. Gejala tics yang khas berupa gerakan atau suara yang tiba-tiba, singkat, atau terputus-putus. Gejalanya dapat berkisar dari ringan hingga parah. Gejala yang parah dapat secara signifikan mengganggu komunikasi, fungsi sehari-hari, dan kualitas hidup.

Tics fisik dan vokal

Sementara itu, Layanan Kesehatan Nasional (NHS/National Health Service) Inggris dalam situs resminya mengungkapkan, orang dengan Sindrom Tourette memiliki kombinasi tics fisik dan vokal. Contoh tics fisik meliputi, berkedip, mata bergulir, meringis, mengangkat bahu, menyentak kepala atau anggota badan. Juga termasuk melompat, berputar-putar, serta menyentuh benda dan orang lain.

Sementara tics vokal bisa meliputi mendengkur, pembersihan tenggorokan, siulan, batuk, klik lidah, suara binatang, mengucapkan kata dan frasa acak, mengulangi suara, kata atau frase, hingga bersumpah. Mengumpat jarang terjadi dan hanya mempengaruhi sekitar satu dari 10 orang dengan Sindrom Tourette.

Tics biasanya tidak berbahaya bagi kesehatan seseorang secara keseluruhan, tetapi tics fisik, seperti menyentak kepala, bisa menyakitkan. Tics bisa lebih buruk pada beberapa hari daripada yang lain. Mungkin akan lebih buruk selama penderitanya mengalami stres, kecemasan atau kelelahan.

Orang dengan sindrom Tourette dapat memiliki masalah suasana hati dan perilaku, seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), serta depresi atau kecemasan.

Apa penyebabnya?

Laki-laki 3-4 kali lebih berisiko mengidap sindrom Tourette daripada perempuan. Belum ada penelitian yang menemukan penyebab pasti penyakit ini. Namun, ada beberapa dugaan penyebab seseorang mengidap Sindrom Tourette kelainan gen yang diturunkan dari orang tua.

Juga kemungkinan kelainan zat kimia yang ada di otak (neurotransmitter) dan juga pada struktur maupun fungsi basal ganglia (bagian otak yang mengontrol gerakan tubuh). Bisa juga akibat gangguan ketika kehamilan ataupun melahirkan, termasuk stres yang dialami ibu hamil ataupun saat persalinan.

Apakah penderitanya bisa mengontrol tics? Beberapa orang dapat mengontrol tics mereka untuk sementara waktu dalam situasi sosial tertentu, seperti di ruang kelas. Itu membutuhkan konsentrasi, tetapi menjadi lebih mudah dengan latihan.

Mengontrol tics bisa melelahkan. Seseorang mungkin tiba-tiba melepaskan tics setelah seharian mencoba mengendalikannya, seperti setelah pulang dari sekolah. Tics mungkin kurang terlihat selama aktivitas yang melibatkan konsentrasi tingkat tinggi, seperti membaca buku yang menarik atau berolahraga.

Kapan harus mendapatkan nasihat medis? Masih menurut NHS, tidak ada tes tunggal untuk sindrom Tourette. Anda dapat didiagnosis dengan Sindrom Tourette jika mengalami beberapa tics selama setidaknya satu tahun. Mendapatkan diagnosis yang pasti dapat membantu Anda dan orang lain memahami kondisi dengan lebih baik, dan memberi akses ke perawatan dan dukungan yang tepat.

Tidak ada obat untuk Sindrom Tourette dan kebanyakan anak dengan tics tidak memerlukan perawatan. Perawatan terkadang direkomendasikan untuk membantu Anda mengontrol tics. Misalnya dengan cara terapi perilaku kognitif dan terapi bicara dan mengungkapkan pengalaman yang ditakuti serta minum obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter.

Penderita juga butuh orang dekat, keluarga atau orang lain guna memberikan semangat dan mengurangi gejalanya. Menarik menyitir penggalan lirik dari lagu Someone You Loved yang dinyanyikan Lewis Capaldi yang cocok dengan kondisi penyakit yang diderita ini. “…Now, I need somebody to know, Somebody to heal, Somebody to have, Just to know how it feels…”

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button