Arena

Malam Panjang Bersejarah Garuda Muda di Stadion Abdullah bin Khalifa


Di bawah sinar bulan yang menggantung di langit Doha, Stadion Abdullah bin Khalifa, Kamis (25/4/2024) malam waktu setempat menjadi saksi bisu perjuangan heroik yang tidak akan terlupakan oleh suporter rakyat penggila sepak bola Indonesia. Pada malam itu, Timnas Indonesia U-23, yang dipimpin oleh pelatih Shin Tae-yong, menuliskan babak baru dalam sejarah mereka di Piala Asia U-23 2024, melawan tim sekuat langganan Piala Dunia, Korea Selatan.

Pertandingan dimulai dengan tensi yang tinggi. Rafael Struick, sang pahlawan dari Indonesia, tidak menyia-nyiakan waktu untuk membuktikan kualitasnya. Menit ke-16, ia berhasil memanfaatkan sebuah umpan silang dengan sempurna, menanduk bola ke gawang lawan dan membawa Garuda Muda unggul 1-0. 

Namun, kegembiraan ini tidak bertahan lama karena Korea Selatan, yang tidak ingin menyerah begitu saja, berhasil menyamakan kedudukan menjelang akhir babak pertama. Gol tersebut tercipta melalui sundulan Eom Ji Sung yang tak terhindarkan.

Namun, Struick sekali lagi menunjukkan kelasnya. Di masa injury time babak pertama, ia kembali mencatatkan namanya di papan skor. Dengan tenang, ia mengecoh pertahanan Korea dan menuntaskan peluang tersebut menjadi gol. Skor 2-1 untuk Garuda Muda di babak pertama memberikan semangat baru bagi para pemain.

Tapi, Korea Selatan bukan lawan yang mudah. Enam menit sebelum waktu normal berakhir, Jeong Sang Bin berhasil menyeimbangkan kedudukan menjadi 2-2. Pertandingan pun berlanjut ke babak tambahan yang memacu adrenalin kedua tim. 

Baik Indonesia maupun Korea berjuang keras, menciptakan beberapa peluang emas, namun tidak ada gol tambahan yang tercipta. Skor tetap 2-2 hingga peluit panjang tanda pertandingan harus ditentukan melalui adu penalti.

Drama adu penalti yang menegangkan pun dimulai. Setiap eksekusi penalti, dari Kim Min Woo yang pertama hingga Ramadhan Sananta yang terakhir, menjadi momen yang penuh tekanan. Kiper Indonesia, Ernando, berhasil melakukan beberapa penyelamatan kunci, termasuk memblok eksekusi Kang Sang Hyun, yang menjadi penentu kegagalan Korea.

post-cover
Ernando Ari melakukan penyelamatan dalam Adu penalti melawan Korea Selatan. (Foto: AFC)

Akhirnya, momen penentuan tiba ketika Pratama Arhan, dengan tenang, mengarahkan bola ke sudut gawang, tidak terjangkau oleh kiper lawan. Gol tersebut memastikan kemenangan Indonesia 11-10 dalam drama adu penalti dan mengirim Garuda Muda ke semifinal—sebuah prestasi yang belum pernah tercapai sebelumnya.

Semua pemain berlarian ke tengah lapangan, berpelukan, merayakan kemenangan yang tak hanya tentang sepak bola tetapi juga tentang kebanggaan nasional. Pelatih Shin Tae-yong, meskipun berhadapan dengan negara kelahirannya sendiri, berhasil menahan emosinya dan memeluk setiap pemainnya satu per satu.

Malam itu, di Stadion Abdullah bin Khalifa, Timnas Indonesia U-23 tidak hanya memenangkan pertandingan tetapi juga hati jutaan pendukungnya, membawa pulang kemenangan yang akan dikenang sebagai malam panjang bersejarah Garuda Muda.
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button