News

Menlu Retno Sebut Kondisi Gaza Adalah Bencana Kemanusiaan Luar Biasa

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan situasi terkini di Gaza, Palestina yang semakin parah usai serangan balasan dari Israel. Bahkan kondisi di Gaza merupakan bencana kemanusiaan luar biasa.

Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi I dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta Selatan, Senin (27/11/2023).

“52 operasi militer Israel ke Gaza dilakukan secara masif dengan intensitas yang tinggi baik dari darat maupun udara dalam kurun waktu 6 hari, hari pertama saja militer Israel mengklaim telah menjatuhkan 6000 bom seberat 4000 ton dan sebagai perbandingan Amerika Serikat menjatuhkan jumlah yang hampir setara di Afghanistan dalam waktu 1 tahun,” ujar Retno.

Dia menjelaskan, pihak Israel melakukan blokade dan melakukan pembatasan terhadap sumber-sumber pokok seperti listrik, bahan bakar hingga bahan makanan masuk ke Gaza. Pembatasan ini dilakukan Israel pada 9 Oktober 2023.

Selain itu, hingga saat ini tercatat ada 14.800 orang yang tewas akibat serangan Israel. Dari jumlah tersebut, 68 persen diantaranya adalah anak-anak dan perempuan.

Lebih lanjut, Retno menambahkan, hingga saat ini korban akibat serangan militer Israel ke Gaza masih terus berjatuhan. Korban yang tercatat saat ini mencapai 36.000 orang mengalami luka dan didominasi oleh anak-anak serta perempuan.

“Tingkat kerusakan infrastruktur juga sangat masif dan memprihatinkan secara total sekitar 60 persen perumahan di Jalur Gaza tidak dapat lagi ditinggali you and roa mencatat hampir 1,7 juta orang atau 80 persen populasi di Gaza dinyatakan mengungsi dari rumahnya,” katanya.

Retno mengatakan, berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia WHO mencatat ada 335 serangan dari Israel sejak 7 Oktober menyasar fasilitas kesehatan. Data tersebut dengan rincian 165 serangan berlangsung di Gaza, 171 berlangsung di tepi barat Gaza.

Kondisi masyarakat Palestina saat ini cukup memprihatinkan karena tidak lagi mendapatkan pasokan listrik. Bahkan pasokan obat-obatan di rumah sakit sudah kosong sehingga banyak pasien menjadi kritis termasuk bayi-bayi yang lahir prematur.

“Ibu Bapak salah satu pemandangan yang sangat miris yang menyedihkan adalah bayi yang lahir prematur dibungkus dengan foil didekatkan dengan air hangat karena inkubator sudah tidak berfungsi lagi pada 21 November Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa seluruh rumah sakit di Gaza Utara berhenti beroperasi,” ungkapnya.

Ia menjelaskan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah mengeluarkan resolusi dalam majelis umum pada 27 Oktober 2024. Dalam resolusi dewan keamanann PBB itu memerintahkan kepada Israel untuk menghentikan serangannya ke Palestina khususnya Gaza selama 4 x 24 jam.

“Namun operasi militer di wilayah Gaza Utara hanya dihentikan untuk 6 jam setiap harinya. Gencatan telah dimulai pada Jumat tanggal 24 November pukul 07.00 pagi waktu setempat per 25 November dan telah dibebaskan 17 tawanan di Gaza dan 39 warga Palestina yang ditahan oleh Israel,” terangnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button