Kanal

Mitigasi dan Antisipasi Dampak Ekonomi Politik Perang Iran-Israel


Ada tiga kebijakan yang harus diutamakan untuk menjaga dan melindungi golongan bawah dan rentan. Pemerintah harus sekuat tenaga mengendalikan harga-harga. Selanjutnya menjalankan kebijakan fiskal yang prudent. Berhati-hati dan mampu mengendalikan defisit, jangan jor-joran, proyek besar kendalikan, dan populisme jangan serampangan.

Oleh: Prof Didik J Rachbini

Serangan mengejutkan dari Iran sebagai balasan terhadap Israel membuat dunia tersentak dan sekaligus meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ini pasti menimbulkan dampak yang luas pada perekonomian nasional dan global, yang mutlak harus diantisipasi dengan kebijakan. 

Ekslasi lanjutan masih belum dapat dipastikan, tetapi faktor yang mendamaikan hampir tidak ada sama sekali sehingga muskil akan segera berhenti. Antisipasi mitigasi kebijakan perlu dirumuskan dan dijalankan dengan kondisi lingkungan yang tegang.

Bagi Indonesia, bagi Presiden baru terpilih, kondisi tidak pasti ini bisa dan akan membuat berantakan dalam menjalankan kebijakan ekonominya dan sekaligus menambah beban baru bagi masyarakat. 

Sasaran pertumbuhan ekonomi yang tinggi, juga angan-angan dalam kampanye, lupakan saja, fokus pada daya tahan masyarakat, daya beli mereka, menahan agar tidak terjadi pengangguran yang besar. Karena itu, kebijakan menjaga inflasi dan harga harga kebutuhan pokok merupakan kebijakan utama untuk melindungi golongan bawah yang rentan

Ada tiga kebijakan yang harus diutamakan untuk menjaga dan melindungi golongan bawah dan rentan. Untuk menjaga daya beli tidak turun, maka pemerintah harus sekuat tenaga dan segala kemampuan mengendalikan harga-harga atau menjaga inflasi. Ini merupakan duet pemerintah dan Bank Indonesia.

Dalam kebijakan ini Bank Indonesia berperanan penting mengendalikan sisi moneternya. Sejauh ini BI cukup baik dalam melaksanakan pengendalian inflasi dan lebih keras lagi menjalankannya pada saat dunia dalam ketegangan yang memuncak.

Pada sektor riil pemerintah pusat dan daerah sudah wajib memantau harga harga kebutuhan pokok rakyat dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam. Di daerah ada TPID (Tim Pemantau Inflasi Daerah).

Kebijakan yang kedua adalah fiskal dan menjadi satu-satunya instrumen kebijakan yang langsung bisa dipakai oleh pemerintah. Kebijakan ini dijaga agar pengeluaran produktif, mampu membantu masyarakat bawah dan rentan. 

Kebijakan fiskal yang baik adalah prudent, berhati-hati dan mampu mengendalikan defisit, jangan jor-joran, proyek besar kendalikan, dan populisme jangan serampangan.

Kebijakan untuk mempertahankan produktivitas dan dunia usaha di dalam negeri. Harus diingat bahwa sektor dalam negeri adalah bagian terbesar, yakni 75 persen. Meskipun eksternal guncang tetapi menjaga ekonomi dan udasa dalam negeri terutama menengah kecil sangat penting di masa genting.

Kebijakan perdagangan luar negeri diarahkan ke kawasan yang sedikit terpengaruh perang. Jalur ke Eropa dan Timur Tengah pasti terganggu. Tetapi mitra dagang di kutub ekonomi lainnya akan hidup terus, seperti mitra Jepang, Cina, Asean, India dan lain-lainnya. 

Sekarang saja dampak psikologisnya sudah terasa. Pemerintah perlu ahli komunikasi publik yang mengerti masyarakat, terutama calon pemerintah baru, mulai sekarang melakukan kebijakan komunikasi publik berkaitan dengan antisipasi kebijakan dari dampak perang Iran Israel.

Didik J Rachbini adalah Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Ekonom Pendiri Indef

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button