News

Pemilu 2024 Picu Kecemasan dan Depresi, Eks Menkes: Kalau Berlarut Bisa Bunuh Diri


Gelaran Pemilu 2024 dinilai meningkatkan risiko masyarakat mengalami gangguan kejiwaan seperti kecemasan dan depresi.  Jika tidak diatasi dengan baik, bukan tidak mungkin timbul rasa untuk mengakhiri hidup alias bunuh diri. Demikian disampaikan mantan Menteri Kesehatan RI sekaligus Ketua Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Nila F Moeloek.

“Dan kami dari sisi tentu kesehatan memikirkan kalau ansietas dan depresi ini berlanjut, ini juga nanti memang akan cukup fatal juga nantinya kalau kita tidak mengatasinya,” ujar Nila kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2024).

“Setahu saya kalau depresi ini cukup berat juga dampaknya kalau ini dibiarkan dalam hati. Bahkan karena saya mengetahui bahwa kalau terus-terus ya dia bisa sampai bunuh diri misalnya salah satu-satunya,” tutur Nila menambahkan.

Nila mengatakan ada banyak cara guna mengatasi ansietas dan depresi yang kini menghantui masyarakat pasca-Pemilu 2024. Salah satu yang paling mujarab ialah konsultasi dengan ahli, terutama psikolog.

“Ya salah satunya mungkin tentu harus berkonsultasi misalnya ke psikolog, tapi bisa juga tentu kalau diri sendiri bisa mengatasinya. Kita berfikir dan tahu bahwa kalau kita tidak bisa terus menerus seperti ini,” kata Nila menjelaskan.

Nila menambahkan, pesan kesehatan baik dari media sosial dan media massa agaknya juga membantu mengatasi masalah kesehatan kejiwaan ini. Ia berharap masyarakat dan media proaktif memberikan pesan positif agar mereka yang tersandung kesehatan kejiwaan bisa tertolong.

“Jadi memang kita harus mengatasinya dan saya rasa ini bagus kita menyuarakan seperti ini, artinya kita juga bisa saling menolong bagi orang yang terkena kesehatan mental ini,” ujar Guru Besar Fakultas Kedokter Universitas Indonesia tersebut.

Diketahui, hasil penelitian Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa menujukkan prevalensi kecemasan tingkat sedang hingga berat masyarakat Indonesia pasca Pemilu 2024 berada di angka 16 persen. Sedangkan prevalensi depresi sedang-berat sebesar 17,1 persen.

Jika dibandingkan dengan data prevalensi kecemasan dan depresi dari Riset Kesehatan Dasar 2018 dan Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan 2022, tingkat prevalensi kecemasan masyarakat sebelum Pemilu 2024 sebesar 9,8 persen sedangkan depresi berada di angka 6 persen.

Penyebab dari kecemasan dan depresi setelah Pemilu 2024, adalah konflik dalam diri untuk menentukan pilihan, konflik eksternal yang berkaitan dengan perbedaan pilihan politik, dan tekanan dalam menentukan calon tertentu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button