News

Perempuan Asal Indonesia Tewas Ditikam di Inggris, Polisi Curiga Pelaku Remaja 18 Tahun


Maya Bracken (MB) ditemukan tewas dengan luka tusuk fatal di dalam mobil Lexus miliknya. Perempuan berusia 56 tahun itu meninggal tak jauh dari rumahnya.

Diketahui, Maya adalah sosok ibu dari tiga orang anak dan berasal dari Indonesia. Orang terdekat menggambarkan Maya sebagai perempuan cantik yang rela melakukan apa saja untuk anak-anaknya.

Insiden berdarah ini terjadi di Pangbourne, sebuah desa yang terletak di wilayah Berkshire, Inggris pada Kamis (5/1/2024) sekitar pukul 17.45 waktu setempat.

Hanya beberapa menit setelah penemuan jenazah Maya, dilaporkan pula ada seorang remaja berusia 18 tahun yang juga tewas tertabrak kereta api di wilayah Pangbourne.

Dikutip dari laman Daily Mail, Minggu (7/1/2024), polisi lantas memeriksa sebuah rumah yang berlokasi di Flowers Hill. Setidaknya ada tujuh kamar di rumah tersebut. Rumah itu dulunya adalah tempat tinggal Maya dan suaminya yang kini sudah berpisah. Kedatangan polisi untuk menggeledah dan melakukan upaya penyelidikan kasus pembunuhan.

“Maya adalah wanita yang cantik, baik hati dan murah hati kepada orang lain. Dia menyayangi semua anaknya. Dia memiliki anak kembar, laki-laki dan perempuan, dan seorang putra lagi. Dia rela melakukan apa pun untuk mereka,” kata seorang teman dari Maya –yang tidak ingin disebutkan namanya– kepada Daily Mail.

“Mereka semua menghabiskan Natal dan Tahun Baru bersama sebagai keluarga. Apa yang terjadi sungguh mengerikan dan tidak terduga. Maya berasal dari Indonesia tetapi bertemu suaminya, Michael, di Hong Kong. Selama ini ia bekerja di sektor perbankan,” lanjut dia.

“Michael yang mengelola pembangunan rumah di Pangbourne. Saya tidak yakin Michael pernah tinggal di sana, karena dia dan Maya berpisah setelah rumah itu selesai dibangun.”

“Dia tinggal di sana bersama ketiga anaknya. Satu anaknya bersekolah dengan fasilitas asrama di sekolah negeri dan si kembar kuliah di universitas,” ucap sang teman.

Tetangga lainnya mengatakan kepada The Sun bahwa Maya adalah wanita yang sangat baik dan sangat mencintai anak-anaknya.

“Anak-anak Maya sangat baik tapi pendiam. Ini sangat tidak terduga karena mereka adalah keluarga yang menyenangkan. Dia adalah teman kami,” ujar sang tetangga.

Kepala Unit Kejahatan Besar Kepolisian Thames Valley, Inspektur Kevin Brown, mengatakan pihaknya telah meluncurkan penyelidikan terkait kasus tersebut.

“Kami telah meluncurkan penyelidikan pembunuhan setelah kematian seorang wanita di Pangbourne, dan terkait dengan penemuan seorang remaja yang meninggal di stasiun kereta api Pangbourne,” ujarnya.

“Pertama, saya ingin menyampaikan belasungkawa atas nama polisi kepada orang-orang terkasih dari keduanya.”

“Kami sedang dalam tahap awal penyelidikan, namun saat ini kami tidak mencari orang lain sehubungan dengan kematian tersebut.”

“Kami masih melakukan penyelidikan dan menilai kedua kematian tersebut saling terkait. Kami juga yakin tidak ada ancaman yang lebih luas terhadap masyarakat dari insiden menyedihkan dan tragis ini,” lanjut Inspektur Brown.

Penyelidik forensik di dekat stasiun kereta api Pangbourne (tempat remaja 18 tahun tertabrak kereta) menemukan pisau dapur bergagang hitam –diduga sebagai alat membunuh Maya.

Penyelidik di TKP memotret dan mengambil pisau tersebut dan dimasukkan ke dalam tabung untuk dijadikan barang bukti.

Pihak kepolisian Inggris hingga kini masih mencari tahu dan mendalami kasus kematian ini. Namun pihak berwajib sejauh ini meyakini kedua kasus sangat terkait lewat temuan barang bukti berupa pisau.

Usai insiden kematian di stasiun Pangbourne, pihak berwenang kembali membuka layanan kereta api.
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button