Market

Presiden Jokowi Yakinkan Ekonomi RI Tetap Stabil Meski Rupiah Jatuh

Presiden RI Joko Widodo menilai Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah, salah satunya karena dolar AS yang terus menguat.

Bahkan Jokowi menegaskan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang sempat terdepresiasi pada Senin (23/10/2023) tidak mengganggu sektor riil dan keuangan dalam negeri.

“Kemudian kalau kita lihat persentase depresiasi mata uang kita, juga masih aman. Aman untuk sektor riil untuk sektor keuangan, dan aman untuk inflasi,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada pembukaan Investor’s Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Jokowi mengaku sudah menerima laporan perkembangan perekonomian terkini dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua OJK Mahendra Siregar, dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa pada Senin kemarin.

Dalam laporan tersebut, selain kurs rupiah yang masih terkendali untuk sektor riil dan keuangan, pertumbuhan kredit perbankan juga masih pada level 8,69 persen.

“Kemarin saya bertemu dengan Pak Gubernur BI dan OJK. Saya tanya pertumbuhan kredit di angka berapa? Menurut saya masih tumbuh baik di 8,69 persen. Ini angka yang cukup baik,” kata Jokowi.

Demikian juga dengan pernyataan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengungkap jatuhnya nilai tukar rupiah anjlok hingga mendekati Rp16 ribu per dolar AS karena kebijakan moneter bank sentral AS yang menaikkan bunga acuan demi meredam laju inflasi.

“Kenapa dolarnya menguat? Karena mereka sedang butuh membiayai defisitnya AS,” kata Febrio dalam acara yang sama secara terpisah.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menilai masalah perekonomian semua negara semakin rumit karena kebijakan suku bunga AS di level tinggi dalam jangka waktu panjang atau “higher for longer”.

Kebijakan tersebut membuat banyak investor menarik modal asingnya (capital outflow) ke Amerika Serikat sehingga membuat indeks dolar AS menguat secara global.

“Kebijakan kenaikan suku bunga yang tinggi dan dalam waktu lama oleh AS juga semakin merumitkan, utamanya negara-negara berkembang. ‘Capital Outflow’ semua lari balik ke AS. Semakin juga merumitkan kita semua,” kata Jokowi.

Pada penutupan perdagangan Senin (23/10), dolar AS terus menunjukkan penguatan. Kurs rupiah ditutup melemah sebesar 61 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.933 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.873 per dolar AS.

Namun, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat sebesar 0,35 persen atau 55 poin menjadi Rp15.878 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.933 per dolar AS.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button