News

Tolak Kompensasi Rp2 Miliar, Sultan Korban Kabel Optik Pilih Lapor Polisi

Keluarga Sultan Ri’fat Alfatih (20), memilih membuat laporan polisi daripada menerima dana kompensasi pengobatan senilai Rp2 miliar dari Bali Towerindo.

Bali Towerindo adalah pemilik kabel menjuntai di jalan Antasari, Jakarta Selatan, hingga menyebabkan Sultan terluka parah di bagian leher pada Januari 2023.

“Ada dugaan kelalain dalam hal ini, sehingga menyebabkan luka berat,” kata kuasa hukum, Tegar saat di Mapolda Metro Jaya, Rabu (2/8/2023).

Konsultasi yang dilakukan lanjut Tegar, agar pihaknya bisa melihat kasus ini secara utuh dan terang benderang.”Sehingga kasus ini bisa mendapat titik terang. Ujung dari semua ini, adalah kita menuntut pertanggungjawaban dari Bali Tower,” jelasnya.

Tegar menyampaikan, sebelumnya pihak Bali Tower sempat ingin memberikan biaya kompensasi pengobatan senilai Rp2 miliar, namun uang itu ditolak.”Saya mau bilang begini kenapa itu ditolak oleh korban, karena itu sangat menyakitkan. Sangat menghina rasa kemanusiaan kita semua,” kata Tegar.

“Saya mau bilang sama pengacara-pengacara itu ya, anda datang ke sini saya jerat leher anda pake kabel sampai putus tenggorokan anda, sampai gak bisa bicara, minum, gak bisa napas. Baru saya datang, saya tempeleng anda dengan uang Rp2 miliar, mau enggak,” imbuhnya.

Tegar menyebut yang saat ini diinginkan keluarga Sultan adalah permohonan maaf secara terbuka dari pihak Bali Tower.

Jika permintaan maaf telah disampaikan, barulah pihak Bali Tower dan keluarga duduk bersama mendiskusikan soal pengobatan.

“Kalau kita bicara soal biaya pengobatan kompensasi dan lain sebagainya itu oke tapi datang dengan cara baik-baik, bereskan dulu masalah yang paling prinsip,” tandasnya.

Sultan Rif’at Alfatih tidak bisa beraktivitas lantaran lehernya terkena kabel fiber optik yang menjuntai di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, pada Kamis 5 Januari 2023 lalu.

Meski sudah enam bulan berlalu, Sultan belum sembuh total, tidak ada juga tanggung jawab dari pemilik kabel optik, maupun pemerintah Jakarta terkait penderitaan yang dialaminya.

Sultan jadi korban kabel optik menjuntai tak keruan di kawasan Jakarta Selatan itu. Kabel ini tersangkut di salah satu mobil, persis di depan Sultan. Kabel itu tiba-tiba terlepas dan mengenai leher Sultan.

Mahasiswa Universitas Brawijaya tersebut kesakitan dan saat itu juga berdarah. Kejadian ini mengakibatkan Sultan menderita, tak bisa berbicara, hingga sulit bernapas.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button