Market

Realisasi Investasi, Pengamat Sebut harus Sinkron dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Pemerintah selalu mengungkapkan tingginya investasi dari waktu ke waktu. Tetapi masyarakat apriori karena tidak menunjukkan penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Kalau tidak maka akan mengundang kritikan dari kebijakan pemerintah tersebut.

Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani menilai kebijakan industrialisasi harus dikaitkan dengan penyerapan tenaga kerja.

“Karena kritikan yang terakhir itu adalah terkait investasi yang tinggi, namun penyerapan tenaga kerjanya makin rendah,” kata Aviliani dalam Diskusi Publik Agustusan Ekonom Perempuan yang diadakan Indef secara virtual di Jakarta, Senin (21/8/2023).

Hal yang tidak sinkron dengan pernyataan pencapaian investasi dari pemeritnah. Tetapi tidak selaras dengan penyerapan tenaga kerja. Bahkan penyerapan tenaga kerja sangat rendah.

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pernah mempublikasikan data capaian realisasi investasi untuk periode April – Juni 2023. Realisasi investasi Triwulan II tahun 2023 mencapai Rp349,8 triliun yang meningkat 6,3% dibanding dengan triwulan sebelumnya dan meningkat 15,7% dibanding periode yang sama tahun 2022.

Serapan tenaga kerja Indonesia (TKI) pada Triwulan II 2023 ini sebanyak 464.289 orang. Secara kumulatif data realisasi investasi sepanjang periode Januari – Juni (Semester I) Tahun 2023 mencapai Rp678,7 triliun atau meningkat sebesar 16,1% dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu dan berhasil menyerap 849.181 orang TKI.

Aviliani pun menekankan pemerintah masih harus memperhatikan mengenai penyerapan tenaga kerja. Supaya proses industrialisasi dan realisasi investasi bisa berperan dalam mengurangi angka pengangguran secara nasional.

“Supaya tidak terjadi pengangguran yang terus-menerus meningkat dari waktu ke waktu. Itu juga menjadi hal yang penting diperhatikan oleh Pemerintah,” ujarnya.

Saat membacakan nota keuangan tentang RAPBN 2024, Presiden Jokowi mengatakan tingkat pengangguran berhasil turun menjadi 5,45 persen pada Februari 2023 dari 6,26 persen pada Februari 2021. Sedangkan untuk tingkat kemiskinan ekstrem yang turun dari 2,04 persen pada Maret 2022 menjadi 1,12 persen pada Maret 2023.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button