Pihak berwenang Rusia menuduh Ukraina menyerang Kremlin dan berupaya membunuh Presiden Vladimir Putin dengan dua pesawat nirawak alias drone. Tapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menampik tudingan itu.
“Kami tidak menyerang Putin atau Moskow. Kami berjuang di wilayah kami. Kami membela desa dan kota kami. Kami tidak memiliki senjata untuk melakukan serangan seperti itu. Itulah sebabnya kami tidak melakukan hal seperti itu di mana pun. Kami tidak menyerang Putin,” ujarnya seperti dikutip dari Associated Press, Kamis (4/5/2023).
Saat serangan itu terjadi pada Rabu (3/5/2023) dini hari, Putin sedang tidak berada di Kremlin. Berbicara pada kantor berita pemerintah RIA Novosti, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan ketika itu Putin sedang bekerja di kediamannya di Novo-Ogaryovo.
Belum ada rincian tentang serangan itu, dan belum ada verifikasi independen tentang laporan serangan yang menurut Kremlin dilakukan pada dini hari, tetapi tidak dapat memberikan bukti-bukti yang mendukung klaim itu. Kremlin juga tidak menjelaskan mengapa dibutuhkan lebih dari 12 jam untuk melaporkan insiden tersebut.
Secara terpisah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa ‘ia tidak dapat memvalidasi’ laporan Rusia bahwa Ukraina berupaya membunuh Putin dengan serangan pesawat nirawak.
Berbicara dalam acara yang dilangsungkan Washington Post tentang kebebasan pers global hari Rabu, Blinken mengatakan, “Kita lihat dulu faktanya… Saya akan benar-benar menyaring berita apapun yang disampaikan Kremlin.”
Seorang pakar Rusia di Free University di Riga, Dmitry Oreshkin, mengatakan ia yakin apa yang disebut sebagai ‘serangan drone terhadap Kremlin’ dilakukan oleh pasukan di dalam negara itu sendiri.
“Saya tidak yakin ini adalah tindakan yang direncanakan dengan baik oleh Kremlin sendiri. Maksud saya, bisa jadi serangan ini dilakukan oleh sebagian kekuatan di dalam Kremlin. Itu bisa saja terjadi. Serangan ini tidak sebanding dengan penembakan di pos terdepan di Mainila, Finlandia, yang menjadi dalih dimulainya perang Uni Soviet-Finlandia. Saya lihat ini hanya semacam pertikaian di antara pasukan keamanan,” kata Oreshkin.
Ia menambahkan, di tengah kelelahan dan kekesalan terhadap Rusia, Kremlin dan AS, warga Rusia saat ini tidak mempercayai siapa pun.
“Ini adalah masa di mana publik Rusia tidak dapat ditakut-takuti, dipersatukan, dimobilisir, atau diilhami oleh peristiwa semacam ini. Akankah Kremlin mencoba memanfaatkan situasi ini? Tentu saja Kremlin akan mencoba memanfaatkan hal ini!” ucap Oreshkin.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)