Hangout

Sakit Ulu Hati, Jangan Anggap Remeh Bisa jadi Gejala Kanker Pankreas


Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof DR Dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, FINASIM, FACP menjelaskan penyakit kanker pankreas memiliki kemungkinan sampai 90 persen merenggut nyawa penderita.

“Yang penting untuk edukasi adalah bahwa kanker pankreas ini silent killer, terus terang saja, kalau sudah bergejala, sudah terlambat. Jangan anggap remeh nyeri ulu hati,” katanya saat temu media virtual, Jakarta, Sabtu (06/01/2024). 

Masih menurutnya, penyakit kanker pankreas ini memang tanpa gejala sampai kondisi penyakit berlanjut. 

“Nyeri abdomen, mata kuning, kemudian gatal, kemudian gangguan sirkulasi, pembekakan pada perut, kaki membesar, nafsu makan menurun dan biasa pasien cepat lelah,” tuturnya.

Untuk mengetahui adanya kanker pankreas ini diperlukan pemeriksaan laboratorium, seperti fungsi hati, tumor marker, dan gula darah, serta pemeriksaan pencitraan. Namun, pemeriksaan ini tidak selalu akurat dan sensitif, sehingga diagnosis kanker pankreas sering terlambat.

“Dengan nyeri kita enggak bisa membedakan nyeri ulu hati karena kanker pankreas atau sakit maag. Oleh karena itulah sekali lagi, ketika kita ada nyeri ulu hati, jangan anggap remeh ini penyakit biasa, tolong periksa dulu ke dokter, atau perlu USG, pastikan sakit maagnya ini bukan karena batu empedu atau problem di pankreas,” tambahnya.

Dokter dan tim medis juga tidak memiliki jawaban atas perbedaan dari rasa sakit atau gejala yang dialami oleh para penderita kanker pankreas ini. 

“Jadi sekali lagi gejalanya tidak khas, gejala ini (nyeri ulu hati)  bisa terjadi pada orang-orang yang mengalami (di) pankreas,” katanya.

Maka dari itu, perlu melakukan pemeriksaan berkala, termasuk untuk usia dewasa lanjut, serta menerapkan gaya hidup sehat yang didukung oleh pola makan yang sehat.

“Umumnya check up di atas 40 tahun, untuk orang-orang yang berisiko di atas 35 tahun, dia mesti check up, dari medical check up, artinya meliputi pemeriksaan darah perifer, tumor marker, fungsi hati, PET,  itu tuh standar USG,  kalau saya menganjurkan gaya hidup sehat dengan kondisi saat ini,” pungkasnya. 

Menjalani pola hidup yang sehat mencakup mengonsumsi makanan kaya serat dan antioksidan yang dapat menangkal kanker (misalnya buah dan sayuran), menjauhi makanan tinggi kolesterol, membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol dan rokok, serta beraktivitas fisik untuk mempertahankan berat badan ideal.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ekonom senior dan mantan Menko Maritim, Rizal Ramli, meninggal dunia pada Selasa (2/1/2023) pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Dia mengidap kanker pankreas stadium 4 yang baru diketahui belakangan ini.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button