Hangout

Sejarah Waduk Gajah Mungkur dan Munculnya Makam Kuno Tiap Kemarau

Musim kemarau panjang memunculkan pemandangan magis di tengah-tengah Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah.

Makam-makam kuno itu, naik ke permukaan lantaran air waduk menyusut dan biasanya berlangsung antara Juli hingga September ketika musim kemarau.

Beberapa batu nisan umumnya berbentuk persegi panjang dan dibuat bertumpuk dengan ukuran yang berbeda. Di sekitar  makam juga ditemukan sisa-sisa bangunan warga dan puing batu bata.

Komplek makam lama di waduk seluas 8.800 hektar itu akan kembali tenggelam bersama sejarahnya pada musim hujan.

Meski dianggap ‘kuno’ makam-makam yang tersebar di Kecamatan Ermoko, Wuryantoro, Baturetno, hingga Nguntoronadi itu, sebetulnya ada sejak tahun 1970-an.

Sejarah Waduk Gajah Mungkur

Dikutip dari Wikipedia, ide pembangunan Waduk Gajah Mungkur berasal dari RM Sarsito Mangunkusumo yang saat itu menjabat  Kepala Pekerjaan Umum Mangkunegaran di Surakarta pada tahun 1941.

Tapi pembangunannya baru dikerjakan tahun 1976. Pembangunan dilakukan sendiri oleh Kementerian Pekerjaan Umum tanpa melibatkan kontraktor.

Waduk ini dibuat dengan cara membendung sungai terpanjang di pulau Jawa, yakni Bengawan Solo.

Sebanyak 41.369 warga yang tinggal di 45 desa di 6 kecamatan di Wonogiri harus dipindahkan dan sebagian besar mengikuti program transmigrasi ke Sumatera. 

Selain itu, tanah seluas 10.156 hektar juga harus dibebaskan untuk dijadikan jalan raya. Ganti rugi atas tanah diberikan secara bertahap untuk menghindari terjadinya fenomena “kaya mendadak”.

Waduk ini dinamakan Gajah Mungkur, karena terletak tidak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur yang berada di sisi barat waduk.

Waduk Gajah Mungkur mulai diisi pada Juli 1981 dan diresmikan Presiden Soeharto, 17 November 1981. Pembangunan waduk ini menghabiskan biaya sebesar US$ 111,056 juta atau sekitar Rp69,5 miliar saat itu. 

Waduk Gajah Mungkur Alami Sedimentasi

Sejarah Waduk Gajah Mungkur
Keindahan Waduk Gajah Mungkur (Foto: Tripadvisor)

Waduk serba guna Gajah Mungkur direncanakan berumur 100 tahun atau hingga tahun 2050. Namun, sedimentasi menyebabkan umur waduk ini diperkirakan tidak akan selama itu. 

Sedimentasi yang terjadi di waduk ini salah satunya disebabkan parahnya kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.

Pernah dilakukan penghijauan di sekeliling waduk dengan menggunakan pinjaman dari Bank Dunia, tetapi sedimentasi tetap terjadi, karena perubahan fungsi lahan di bagian hulu Bengawan Solo.

Meski terus mengalami sedimentasi, sejak September 2022 Waduk Gajah Mungkur direnovasi dan akan rampung Desember 2023. Renovasi dilakukan guna membuat Waduk Gajah Mungkur semakin menarik sebagai objek wisata.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button