News

Sudah Lima Hari, 10 Korban Banjir Bandang Humbahas Belum Ditemukan

Operasi pencarian terhadap 10 korban banjir bandang dan tanah longsor di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara diperluas.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membagi operasi SAR menjadi tiga bagian demi memaksimalkan pencarian yang sudah memasuki hari kelima.

“Sektor pertama adalah di wilayah perairan Danau Toba, mengingat pertama kali korban ditemukan berada di perairan Danau Toba,” kata Pranata Humas Ahli Pertama BNPB, Danung Arifin dalam Teropong Bencana BNPB yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (6/12/2023).

“Kemungkinan besar juga korban ini terbawa hanyut sehingga akhirnya masuk ke dalam Danau Toba,” sambungnya.

Sektor kedua, kata dia, operasi SAR difokuskan pada sisi pesisir Danau Toba. Dan sektor ketiga, yakni berada di sisi jalan menuju ke hulu yang diduga menjadi datangnya material banjir bandang seperti bebatuan besar, bongkahan kayu, dan ranting pohon berukuran besar.

Hingga Selasa 6 Desember 2023, sebanyak 10 orang warga masih dilaporkan hilang, dua orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, serta 50 kepala keluarga mengungsi ke wilayah yang lebih aman.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam rapat koordinasi penanganan banjir bandang dan tanah longsor Humbang Hasundutan pada Senin (4/12) menyampaikan, operasi SAR harus dikomunikasikan lebih lanjut dengan pihak keluarga korban jika sudah lebih dari aturan tenggat waktu tujuh hari.

Ia mengatakan jika ada pihak yang memohon bantuan untuk pencarian lanjutan setelah tujuh hari, maka hal itu harus dipenuhi dengan ketentuan lain yang berlaku.

“Pencarian pertolongan golden time-nya itu 7×24 jam. Seandainya tujuh hari belum ketemu, nanti diskusi antara Bupati dengan pihak keluarga. Kalau keluarga belum terima, maka ya dicari,” katanya. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button