News

11 Virus Paling Mematikan di Dunia Sepanjang Sejarah, COVID-19 Termasuk?

Pandemi COVID-19 menjadi pengalaman terburuk bagi semua orang. Bagaimana tidak? Selama kurang lebih 2 tahun, seluruh masyarakat diimbau untuk tetap berada di dalam rumah dan meminimalisir kontak dengan orang lain.

Pandemi sudah berlalu, namun sebagian warga masih sulit untuk move on dengan derita yang dialaminya selama pandemi, seperti kehilangan orang terkasih, kehilangan pekerjaan tetap, dan lain sebagainya.

Di saat sebagian orang mulai bangkit kembali, warganet dikejutkan dengan berita wabah virus Nipah yang terjadi di India. Bahkan tercatat sudah ada dua orang yang terinfeksi meninggal dunia.

Berita ini menggegerkan warganet Indonesia. Bahkan tak sedikit dari mereka yang berdoa dan berharap peristiwa pandemi COVID-19 tidak lagi terulang di tahun depan.

Virus Paling Berbahaya di Dunia

Virus Nipah bukanlah penyakit baru. Virus ini pertama kali terjadi di tahun 1998-1999 di Sungai Nipah, Malaysia yang menyebar hingga Singapura.

Gejala virus ini bermacam-macam, ada yang tanpa gejala (asimptomatis), demam, sakit kepala, mialgia, muntah, nyeri tenggorokan, hingga ISPA (infeksi saluran napas akut), 

Masa inkubasi atau waktu timbul gejala ini terjadi dalam 4-14 hari setelah terpapar. Sedangkan rata-rata angka kematian virus ini diperkirakan sebesar 40-75 persen.

Meski memiliki tingkat kematian yang besar, virus Nipah tidak termasuk wabah penyakit yang paling mematikan dalam sejarah dunia. Berikut 11 varian virus paling berbahaya dan mematikan yang diambil dari berbagai sumber:

1. Marburg Virus

Marburg adalah salah satu virus paling mematikan di dunia (Photo: Getty Images)
Marburg adalah salah satu virus paling mematikan di dunia (Photo: Getty Images)

Virus Marburg adalah anggota keluarga Filoviridae yang mirip seperti virus Ebola.

Virus ini pertama kali terjadi pada tahun 1967, dengan sebanyak 31 orang terinfeksi, tujuh diantaranya meninggal secara bersamaan di Marburg, Jerman, dan Belgrade, Yugoslavia. 

Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata wabah ini berasal dari kera hijau Afrika yang diimpor dari Uganda.

Virus ini bisa menyebar ke sesama manusia melalui cairan tubuh. Bahkan seseorang juga bisa terinfeksi melalui tempat tidur yang sudah terkontaminasi.

Menyedihkannya lagi, meski pasien terinfeksi sudah sembuh, darah atau sperma mereka masih bisa menularkan virus ke orang lain. Bahkan butuh waktu berbulan-bulan sampai cairannya benar-benar bersih dari virus.

Gejala penyakit ini hampir sama seperti penyakit umum, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, diare, mual, dan muntah-muntah.

Namun WHO menjelaskan bahwa ada perbedaan yang sangat terlihat jelas dari pasien terinfeksi virus Marburg dan yang bukan, yakni dari bentuk mata yang cekung, wajah tanpa ekspresi, dan lesu yang mendalam.

Ngerinya lagi, WHO juga melaporkan bahwa virus ini menyebabkan kasus kematian hingga 88 persen dari jumlah kasus.

Wabah besar virus Marburg:

  • 2017 di Uganda: tiga kasus, tiga meninggal
  • 2012 di Uganda: 15 kasus, empat meninggal
  • 2005 di Angola: 374 kasus, 329 meninggal
  • 1998-2000 di Republik Demokratik Kongo: 154 kasus, 128 meninggal
  • 1967 di Jerman: 29 kasus, tujuh meninggal

2. Virus Ebola

Virus Ebola (Photo: Getty Images)
Virus Ebola (Photo: Getty Images)

Virus Ebola adalah virus yang menyebar dari hewan liar ke manusia. Penyebaran virus antar manusia biasanya terjadi melalui kontak secara langsung seperti cairan, darah, feses, cairan tubuh, urin, hingga sperma.

Ebola pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976, tepatnya di Sungai Ebola di negara Kongo, yang diduga berasal dari kelelawar buah.

Penyakit ini tidak menular lewat udara dan membutuhkan setidaknya 2 hingga 21 hari untuk menunjukkan gejala seperti lelah, nyeri otot, sakit kepala, dan tenggorokan yang diikuti dengan muntah, diare, ruam, dan perdarahan.

Rata-rata pasien yang meninggal akibat virus ini karena dehidrasi dan kegagalan organ.

Perlu diketahui, virus ebola memiliki tiga jenis dengan tingkat kematian yang berbeda, pertama ada Bundibugyo (25%), Sudan Ebola Virus (40-60%), dan Zaire (60-90%).

Berdasarkan catatan sejarah, wabah Ebola terbesar terjadi di Afrika Barat pada tahun 2014 dan membutuhkan waktu 2 tahun untuk menyelesaikannya. 

Berdasarkan tabel laporan yang dikeluarkan oleh CDC, virus ini menginfeksi 28.652 orang dan merenggut 11.325 jiwa. 

Tabel wabah Ebola dalam sejarah (Photo: CDC.gov)
Tabel wabah Ebola dalam sejarah (Photo: CDC.gov)

3. Rabies

Rabies (Photo: Getty Images)
Rabies (Photo: Getty Images)

Rabies adalah penyakit zoonosis atau penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Jenis hewan yang sering menyebarkan virus ini adalah anjing, kelelawar, kucing, dan kera.

Di tahun 1920-an, sudah ada sebuah vaksin rabies yang bisa digunakan untuk hewan peliharaan. Bisa dikatakan, virus ini menjadi penyakit langka di negara maju, namun di sebagian negara berkembang, penyakit ini masih menjadi masalah yang sangat serius, seperti di India dan Afrika.

Berdasarkan Laporan Mingguan Morbiditas dan Kematian dari CDC, ada sebanyak 59.000 orang meninggal setiap tahun akibat virus ini.

Virus rabies biasanya terjadi setelah mamalia menggigit atau mencakar manusia. Saat orang itu tergigit, mereka harus segera mendapatkan vaksin rabies atau perawatan antibodi untuk mencegah pertumbuhan penyakitnya.

Perlu diketahui, virus ini memiliki tingkat kematian 99% jika sudah terlihat gejala. Maka dari itu, apabila ada seseorang yang terkena gigitan hewan yang disebutkan di atas, segera bawa ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit untuk mendapatkan perawatan antibodi.

4. HIV

Virus HIV masih menjadi penyakit yang paling mematikan dan berbahaya (Photo: Getty Images)
Virus HIV masih menjadi penyakit yang paling mematikan dan berbahaya (Photo: Getty Images)

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika tidak segera diobati, virus ini dapat menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).

Dilansir dari CDC, virus ini berasal dari sejenis simpanse di Afrika Tengah yang bernama disebut simian immunodeficiency virus yang mungkin ditularkan ke manusia ketika memburu simpanse untuk diambil dagingnya.

Akhirnya, virus ini berpindah ke manusia sejak akhir tahun 1800-an dan perlahan menyebar ke seluruh Afrika dan ke belahan dunia lain.

Sampai saat ini, HIV masih menjadi virus yang paling berbahaya dan mematikan di dunia.

Diperkirakan ada 32 juta orang telah meninggal karena HIV sejak penyakit ini pertama kali diketahui pada awal tahun 1980an.

Masih belum ditemukan obat yang ampuh untuk menghilangkan virus ini dari tubuh manusia. Obat yang tersedia saat ini hanya bisa diandalkan untuk memperpanjang kehidupan manusia.

Dengan kata lain, seseorang yang tertular akan mengidap penyakit ini seumur hidup. Namun dengan perawatan medis yang tepat, HIV bisa dikendalikan.

5. Hantavirus

Hantavirus (Photo: Getty Images)
Hantavirus (Photo: Getty Images)

Hantavirus adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus dalam kelompok genus Hantavirus dan famili Bunyaviridae. Virus ini dapat ditularkan melalui rodensia (hewan pengerat) seperti tikus dan mencit.

Virus ini pertama kali ditemukan di sungai Hantan, Korea Selatan pada tahun 1978. Penemuan virus ini berkaitan dengan lebih dari 3000 kasus demam berdarah di Korea yang terjadi setelah perang Korea (1951-1953).

Setelahnya, wabah virus ini mulai menyebar di Amerika Serikat yang menyebabkan gangguan serius pada saluran pernapasan sehingga muncullah sebuah temuan kasus baru bernama hantavirus pulmonary syndrome (HPS).

Seseorang yang terinfeksi bisa mengalami dua gejala yang berbeda, tergantung jenis Hantavirus:

  • Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS): mengakibatkan seseorang mengalami gangguan ginjal akut.
  • Hantavirus pulmonary syndrome (HPS): mengakibatkan seseorang mengalami gangguan paru-paru yang biasanya disebabkan oleh virus berjenis Andes dan Sin Nombre.

6. Influenza

Influenza (Photo: Getty Images)
Influenza (Photo: Getty Images) 

Influenza atau flu adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Tapi seiring berjalannya waktu, penyakit yang paling umum terjadi di musim pancaroba ini bisa menjadi virus yang mematikan. Bahkan menurut CDC, 1,8 dari 100.000 orang meninggal setiap tahun akibat influenza.

Pandemi flu yang paling mematikan terjadi di tahun 1918 di Spanyol. Penyakit yang dinamakan Flu Spanyol ini membuat 40% populasi dunia jatuh sakit dan menewaskan hingga 50 juta orang.

Seiring berjalannya waktu, muncullah jenis-jenis flu baru yang memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada flu endemik.

Salah satunya adalah Flu kategori 2 atau sering disebut sebagai “Flu Hong Kong” yang terjadi di tahun 1968 akibat strain H3N2 dari virus Influenza A.

Meski Flu Hong Kong memiliki tingkat kematian yang rendah (0,5%), wabah ini termasuk cukup mematikan, sebab 15 persen dari 500.000 penduduk Hong Kong dinyatakan meninggal dunia akibat flu tersebut.

7. Demam Berdarah atau Virus Dengue

Virus Dengue termasuk wabah penyakit yang berbahaya di dunia (Photo: Getty Images)
Virus Dengue termasuk wabah penyakit yang berbahaya di dunia (Photo: Getty Images)

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu virus yang paling berbahaya di dunia. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk yang pertama kali muncul pada tahun 1950-an di Filipina dan Thailand.

Sejak saat itu, penyakit ini menyebar ke seluruh wilayah tropis dan subtropis di dunia.

Menurut laporan WHO, demam berdarah telah menginfeksi sedikitnya 100 hingga 400 juta orang setiap tahunnya.

Meski tingkat kematiannya rendah, yakni sekitar 1 persen, virus ini dapat menyebabkan penyakit yang mirip seperti Ebola karena bisa memicu tingkat kematian yang lebih tinggi jika tidak segera diobati.

Tanda-tanda DBD yang parah terjadi saat pembuluh darah rusak dan bocor. Biasanya dalam kondisi ini, pengidap penyakit DBD bisa mengalami syok, perdarahan internal, kegagalan organ, hingga kematian.

Gejala awal biasanya dapat dirasakan satu atau dua hari pertama setelah demam hilang, seperti sakit perut, muntah, darah dalam urine atau tinja, pernapasan yang sulit, dan lelah.

Untuk menurunkan angka kematian akibat DBD, akhirnya dibuatlah sebuah vaksin yang disebut Dengvaxia untuk anak-anak berusia 9-16 tahun yang tinggal di daerah yang rawan penyakit DBD.

8. Rotavirus

Rotavirus termasuk virus yang berbahaya di dunia (Photo: Getty Images)
Rotavirus termasuk virus yang berbahaya di dunia (Photo: Getty Images)

Rotavirus adalah penyakit diare yang sering menyerang bayi dan anak-anak. Biasanya penyakit ini disebabkan karena adanya peradangan di saluran pencernaan.

Gejala virus ini biasanya muncul setelah 2 hari terpapar, salah satunya adalah diare yang menyebabkan hilangnya cairan tubuh dalam waktu yang cepat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wabah ini sering menyerang anak-anak berusia 6-11 tahun (54,2%) dan 12-23 bulan (50,6%).

Untuk beberapa kasus, anak-anak yang menderita penyakit ini akan merasakan mual dan muntah berkepanjangan, sehingga berisiko menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang sangat tinggi.

Mengerikannya lagi, menurut PreventRotavirus, penyakit diare ini bisa membunuh sekitar 200.000 anak setiap tahunnya.

Untuk menekan angka kematian, dibuatlah vaksin rotavirus yang bisa mencegah 98% infeksi berat rotavirus.

Berkat vaksin ini, tingkat kematian anak-anak di negara maju akibat infeksi ini mulai berkurang. Namun di negara berkembang, penyakit ini masih sering terjadi hingga menjadi penyakit yang paling mematikan.

9. SARS-COV

SARS-COV (Photo: Getty Images)
SARS-COV (Photo: Getty Images)

SARS-COV adalah virus yang menyebabkan sindrom pernapasan akut parah atau SARS. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2003 saat terjadi wabah di Tiongkok.

Menurut Journal of Virology, virus ini berawal dari kelelawar yang berpindah ke mamalia nokturnal yang disebut musang sebelum menginfeksi manusia.

Setelah wabah ini terjadi, SARS menyebar k-26 negara di seluruh dunia. Berdasarkan laporan CDC, virus ini menginfeksi sedikitnya 8.096 orang dan membunuh lebih dari 774 orang dalam beberapa bulan.

Gejala penyakit ini menyebabkan pengidapnya merasa demam, menggigil dan nyeri tubuh. Untuk kasus tingkat lanjut, virus ini bisa berkembang menjadi pneumonia, suatu kondisi parah di mana paru-paru meradang dan berisi nanah.

10. SARS-COV-2

Virus Covid-19 (Photo: Getty Images)
Virus Covid-19 (Photo: Getty Images)

SARS-COV-2 atau biasa disebut COVID-19 menjadi salah satu virus paling berbahaya di dunia.

Virus pertama kali muncul di tahun 2020 hingga menyebabkan lebih dari 6,57 juta pasien meninggal dunia per Oktober 2022.

Virus ini termasuk dalam keluarga besar  virus yang sama dengan SARS-CoV, yang dikenal sebagai virus corona yang pertama kali ditemukan pada bulan Desember 2019 di Kota Wuhan, Tiongkok.

Menurut studi 2021 di jurnal Nature, virus ini kemungkinan besar berasal dari kelelawar dan ditularkan melalui hewan perantara sebelum menginfeksi manusia.

Akibat wabah ini, China melakukan karantina besar-besaran di Wuhan dan kota-kota sekitarnya. Seluruh akses ke dan dari negara ini semuanya di tutup total.

Sayang, aksi tersebut tidak segera dilakukan dengan cepat sampai virus itu mulai menyebar ke seluruh negara di belahan dunia.

Dampaknya, hampir semua negara melakukan lockdown untuk meminimalisir penyebaran virus selama kurang lebih 2 tahun lamanya.

11. MERS-COV

MERS-COV (Photo: Getty Images)
MERS-COV (Photo: Getty Images)

MERS-COV adalah virus yang menyebabkan sindrom pernapasan yang pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012.

Menurut WHO, MERS-COV merupakan penyakit yang menginfeksi unta sebelum menular ke manusia. Virus ini memicu seseorang mengalami demam, batuk, dan sesak napas.

Namun virus ini hanya membunuh 858 orang pada tahun 2021, sebab virus ini tidak mudah menyebar antarmanusia.

Meski demikian, virus ini memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi. Bahkan sebanyak 35% pasien dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit ini.

Virus ini sama seperti SARS dan SARS-COV-2 yang cukup mematikan. Namun hingga saat ini masih belum ditemukan pengobatan yang efektif untuk virus ini.

Cara terbaik untuk mencegahnya hanyalah rajin mencuci tangan, menghindari kontak dengan unta, dan tidak mengonsumsi produk yang mengandung susu hewani mentah.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button