Hangout

Pakar: Polusi di Jakarta Tak Hanya Berdampak pada Pernapasan, Tapi Juga Jantung dan Otak

Efek buruk dari polusi udara ternyata lebih kompleks dari yang sebelumnya diperkirakan. Dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K) FIHA, FAsCC, seorang pakar jantung di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, menegaskan bahwa racun-racun dari polusi udara tak hanya mempengaruhi sistem pernapasan, tetapi juga jantung, mata, dan bahkan otak.

“Dampak polusi udara lebih dari sekedar masalah pernapasan; masalah ini mempengaruhi seluruh organ dalam tubuh kita, termasuk integritas dinding pembuluh darah di jantung dan otak,” ujar Dr. Dicky dalam konferensi pers “Satu Dekade InaHRS: An Overview and Outlook” di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Dampak Terhadap Jantung dan Otak

Penyempitan pembuluh darah dini atau aterosklerosis, menurut Dr. Dicky, bisa terjadi di jantung dan otak. “Apabila integritas dinding pembuluh darah terganggu, maka aliran darah juga terganggu. Jika terjadi di otak, ini bisa menyebabkan demensia, stroke, hingga aterosklerosis di otak,” lanjutnya.

Dr. Dicky juga menambahkan bahwa pasien yang mengalami serangan jantung di Jakarta saat ini semakin muda. “Ini cukup menyedihkan, dan dari banyak penelitian, polusi juga bisa menjadi faktor risiko,” imbuhnya.

Rekomendasi untuk Masyarakat

Dalam menghadapi masalah ini, Dr. Dicky menyarankan beberapa tindakan preventif. “Menghirup udara yang lebih bersih di alam terbuka bisa membantu, tetapi ketika berada di luar ruangan di area yang terpolusi, menggunakan masker khusus seperti N95 sangat dianjurkan,” ungkap Dr. Dicky.

Selain itu, dia juga merekomendasikan konsumsi makanan yang mengandung antioksidan sebagai salah satu langkah pencegahan. “Antioksidan bisa membantu memperbaiki efek dari polutan yang kita hirup,” kata Dr. Dicky.

Polusi udara adalah masalah yang mempengaruhi berbagai aspek kesehatan dan memerlukan solusi multi-disiplin. Peran kita sebagai individu juga tidak kalah penting, termasuk dalam memilih masker dan makanan yang tepat untuk melindungi diri dari dampak buruk polusi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button