Ototekno

Sisi Lain Sam Altman, CEO ChatGPT yang Mengaku Gay

Memimpin OpenAI, organisasi penelitian kecerdasan buatan (AI) papan atas, Sam Altman memang bukan orang biasa. Namun siapa sangka, di balik pencapaiannya terdapat pengalaman pahit berjuang membangun start-up pertamanya, Loopt, yang ia dirikan bersama mantan pacar prianya, Nick Sivo. Dalam wawancara eksklusif kepada New York Magazine, Senin (25/9/2023), Altman mengungkapkan bahwa ia bekerja begitu keras hingga menderita skorbut, penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C.

Pria yang memiliki nama lengkap Samuel H. Altman lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, pada 22 April 1985. Dia dibesarkan di St. Louis, Missouri, serta mulai belajar dan mengenal dunia komputer sejak berusia delapan tahun.

Altman memasuki dunia start-up pada tahun 2004 saat masih kuliah di Stanford University. Mendapatkan suntikan dana sebesar $6,000 dari Y Combinator, ia bersama pasangannya Nick Sivo bekerja keras untuk mengembangkan Loopt, sebuah software geo-locating yang bertujuan menemukan posisi teman-teman pengguna.

Namun, berbekal ambisi besar dan energi muda, Altman mengaku melampaui batas fisiknya sendiri. Ia bekerja begitu keras pada start-up pertamanya hingga ia menderita skorbut, sebuah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C dan bisa menimbulkan gejala seperti kelelahan, nyeri tulang, dan dalam kasus yang parah, gusi berdarah.

Meskipun dengan pengorbanan itu, Loopt tidak meraih sukses seperti yang diharapkan. Altman akhirnya menjual perusahaan tersebut ke Green Dot seharga $43,3 juta pada tahun 2012. Sekitar waktu itu, ia juga mengakhiri hubungannya dengan Sivo.

Karir Sam Altman terus berkembang, hingga pada 2014 harus menggantikan salah satu pendiri YC Group yakni Paul Graham dan diangkat menjadi presiden YC Group. Ini adalah perusahaan inkubator bagi berbagai macam startup dunia.

Selama menjadi Presiden YC Group, Sam Altman melibatkan diri dalam riset dan misi membuat Open AI pada 2015. Misi yang dibuat Sam Altman yakni memastikan kecerdasan buatan menjadi sistem yang sangat otonom dan mampu mengungguli manusia pada pekerjaan yang paling berharga secara ekonomi, serta menguntungkan seluruh manusia.

Kini, sebagai CEO OpenAI, Altman tampaknya telah menemukan keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadinya. Namun, ia juga menjadi simbol dari pentingnya menjaga kesehatan dan keseimbangan kerja-hidup dalam dunia start-up yang sangat kompetitif ini.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button