Market

Tahun Depan Banyak Tantangan, BSI Optimistis Tumbuh Tinggi di Atas Perbankan Nasional

Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk, Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan, perekonomin global terus mengalami perlambatan. Seiring perang suku bunga tinggi di kalangan bank sentral negara maju.  

Di sisi laiin, kata Banjaran dalam acara Sharia Economic Look 2024 di Kantor Pusat BSI Gedung The Tower, Jakarta Selatan, Jumat (17/11/2023), inflasi global, saat ini, boleh dibilang masih aman.

“Inflasi global terkendali, tetapi masih ada risiko kenaikan harga komoditas (inflasi) yang didorong ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina atau Israel-Palestina,” ujar Banjaran.

Selain itu, kata Banjaran, ada faktor iklim yang cukup memengaruhi inflasi global. Yakni, perubahan cuaca akibat El Nino yang berpotensi menghambat produksi pangan hingga paruh pertama 2024.

Fenomena ini, menurutnya, melahirkan proyeksi akan adanya pelonggaran suku bunga di paruh kedua 2024. Di saat yang sama, terdapat risiko dari meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global, akibat dinamika politik dari pemilihan presiden AS.

“Di tengah ketidakpastian global, tahun depan BSI optimistis perekonomian Indonesia tetap tumbuh positif di atas 5 persen. Tingkat konsumsi rumah tangga diperkirakan masih tumbuh kuat,” terang Banjaran.

Meski begitu, ia juga memprediksi bahwa tingkat konsumsi 2024, masih bertahan tinggi, dengan kondisi suplai dari manufaktur yang konsisten berada di zona ekspansif (PMI Manufacture >50).

Salah satu pendorongnya, kata dia, adalah aktivitas Pemilu 2024 yang diyakini mempercepat pergerakan roda perekonomian. Karena, belanja domestik diproyeksikan naik signifikan.

“BSI pun optimistis bahwa perbankan nasional bisa mencapai pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) sebesar 7,65 persen secara year on year (yoy). Dan pembiayaan tumbuh sebesar 8,39 persen (yoy), hingga akhir tahun ini,” ungkap dia.

Tahun depan, kata dia, dana pihak ketiga dari perbankan nasional, diprediksi tumbuh di kisaran 8-10 persen (yoy). Sedangkan untuk pembiayaan atau kredit, mengalami pertumbuhan di rentang 9-11 persen (yoy). Adapun kinerja perbankan syariah, diproyeksikan masih berada di atas perbankan nasional.

“Oleh karena itu, industri perbankan syariah masih berpeluang tumbuh progressif di tengah tantangan akan ketatnya likuiditas,” tutup Banjaran.

    .

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button