Inersia

Tanda-tanda Umum Batu Ginjal yang Tidak Boleh Diabaikan

Mereka yang pernah mengalami batu ginjal pasti akan tahu bahwa penyakit ini bisa sangat tidak nyaman bahkan menyakitkan. Ada beberapa tanda umum yang tidak boleh Anda abaikan. Jangan pula salah mengartikan tanda batu ginjal dengan kondisi lain.

Mayo Clinic mengungkapkan, batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dari mineral dan garam yang berkembang di dalam ginjal. Batu ginjal yang berkembang di ureter dapat menghalangi aliran urine dan menyebabkan ginjal membengkak serta ureter mengalami kejang, yang bisa sangat menyakitkan.

Rasa sakitnya digambarkan sebagai ‘parah’, seperti ditusuk-tusuk yang terjadi di samping dan belakang, di bawah tulang rusuk. Selain itu, nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah dan selangkangan, yang datang bergelombang dan intensitasnya berfluktuasi atau sensasi terbakar saat buang air kecil juga bisa menandakan batu ginjal.

Masalah kencing

Batu ginjal dapat menyebabkan masalah buang air kecil. Ini termasuk sering buang air kecil, kesulitan buang air kecil atau tidak bisa buang air kecil, sensasi nyeri terbakar saat buang air kecil dan urine keruh. Semua ini mungkin sering disalahpahami sebagai kondisi kencing lainnya.

Tanda-tanda lainnya adalah, kebanyakan orang dengan batu ginjal melihat ada darah dalam urine mereka. Ini juga disebut ‘hematuria’. Penampilan urine biasanya berwarna merah muda atau kemerahan. Dalam kasus tertentu darah hampir tidak terlihat sampai sampel urine diuji di laboratorium.

“Beberapa gejala yang paling umum juga termasuk mual dan muntah. Orang dengan batu ginjal juga bisa mengalami demam dan menggigil jika ada infeksi,” kata Mayo Clinic.

Selain di ginjal, batu juga dapat terbentuk di seluruh bagian saluran kemih, seperti kandung kemih, ureter (saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih) dan uretra (saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih). Batu sebenarnya dapat keluar dari tubuh secara spontan saat Anda buang air kecil namun terkadang batu tersangkut di saluran kemih, menghalangi aliran normal urine, dan menyebabkan nyeri.

Kemungkinan seseorang mengalami batu ginjal dalam hidup adalah sebesar 5-10 persen dan sebagian besar dari penderita akan mengalami batu berulang. Laki-laki lebih banyak mengalami batu ginjal dibanding perempuan, meskipun beberapa tahun belakangan ini, perbedaannya proporsi antar keduanya semakin sedikit.

Penyebab batu ginjal

Gejala batu ginjal dapat bervariasi dari orang ke orang tergantung pada seberapa lanjut kondisinya. Mengutip situs Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), batu ginjal dapat terjadi akibat ketidakseimbangan komposisi urine seperti saat asupan carian kurang.

Selain itu, dapat meningkat risikonya apabila memiliki beberapa faktor risiko. Di antaranya, faktor risiko intrinsik (bawaaan atau bakat dari dalam tubuh tehadap batu ginjal), dan berusia 20-50 tahun.

Kebanyakan batu ginjal terjadi pada pada jenis laki-laki. Hal ini mengingat testosteron dapat meningkatkan produksi oksalat sehingga rentan terhadap batu kalsium oksalat, sebaliknya wanita memiliki kadar sitrat urine lebih tinggi yang dapat menghambat pembentukan kalsium oksalat.

Faktor lainnya adalah memiliki riwayat batu ginjal pada keluarga. Adanya kelainan bawaan dalam keluarga seperti sistinuria, renal tubular asidosis dapat meningkatkan terjadinya batu ginjal. Selain itu terdapat gen-gen tertentu yang memang dapat meningkatkan risiko individu mengalami batu ginjal.

Kelainan bentuk ginjal atau saluran kemih lainnya juga menjadi faktor penyebab batu ginjal. Seperti ginjal tapal kuda, ginjal polikistik, medullary sponge kidney, penyempitan/obstruksi saluran kemih, menyebabkan individu rentan mengalami batu ginjal.

Penyakit komorbid batu ginjal sering terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus, obesitas, asam urat, hiperpartiorid serta bila sering mengalami infeksi saluran kemih berulang. Beberapa penyakit saluran cerna juga dapat berkaitan dengan kejadian batu ginjal seperti penyakit Chron’s, kondisi malabsorbsi, dan riwayat pemotongan sebagian saluran cerna.

Sementara faktor risiko ekstrinsik (dari luar tubuh atau lingkungan) di antaranya lokasi tempat tinggal atau tempat kerja yang panas sehingga rentan dehidrasi. Akibatnya urine menjadi pekat. Juga akibat asupan minum rendah tidak lebih dari 1,2 liter sehari, makan-makanan yang tinggi kadar oksalat, asam urat, dan kadar garam.

Pola hidup sedenter juga meningkatkan risiko terhadap batu ginjal. Faktor lainnya adalah penggunaan obat-obatan tertentu seperti suplemen kalsium, atau vitamin C dosis tinggi.

Kapan harus mengunjungi dokter?

Sementara pemeriksaan rutin dapat membantu dalam mendiagnosis keberadaan batu ginjal, penting juga untuk mengetahui kapan gejala itu menjadi yang paling serius.

Kunjungi dokter jika mengalami rasa sakit yang tajam dan parah dengan nyeri disertai mual muntah. Nyeri juga bisa disertai demam dan menggigil, ada darah dalam urine serta kesulitan buang air kecil.

Selain itu, nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah dan selangkangan, yang datang bergelombang dan intensitasnya berfluktuasi atau sensasi terbakar saat buang air kecil juga bisa menandakan batu ginjal.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button