Ototekno

Threads Memantik Revolusi Media Sosial, Twitter Jadi Peninggalan Sejarah?

Direktur Eksekutif Meta dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, beraksi. Dia menulis, “Let’s do this. Welcome to Threads,” Zuckerberg telah melancarkan tantangan utama terhadap Elon Musk dengan menghadirkan platform Threads Instagram, yang mirip dengan Twitter milik Musk. Dalam pertempuran titan teknologi ini, siapa yang akan menang?

Peluncuran Threads adalah langkah cerdas, terutama saat publik merasa frustrasi dengan pembatasan Twitter atas jumlah tweet yang dapat dibaca setiap hari. Fitur-fitur baru ini langsung aktif di sistem operasi Apple dan Android, dengan selebritas seperti Shakira dan Jack Black, serta perusahaan media seperti Vice, Netflix, dan The Hollywood Reporter sebagai akun pertama yang bergabung.

Mungkinkah Threads menjadi jawaban untuk kekecewaan pengguna Twitter? Dengan fitur yang memungkinkan pengguna menyukai, mengunggah ulang, atau mengutip Threads, serta penghitung yang menunjukkan jumlah “like” dan balasan, sepertinya Threads menawarkan yang lebih banyak daripada Twitter. Terlebih, batas karakter unggahan di Threads adalah 500, melebihi ambang Twitter yang hanya 280 karakter. Satu-satunya yang belum ada di Threads adalah fitur pesan langsung atau DM.

Meskipun platform ini baru saja diluncurkan, telah muncul perdebatan mengenai privasi data. Threads memiliki potensi untuk mengumpulkan berbagai jenis informasi pribadi, termasuk data kesehatan, keuangan, kontak, dan sebagainya. Ini telah memicu kekhawatiran di Uni Eropa (UE), di mana Threads belum diluncurkan karena aturan privasi data yang ketat, yaitu Digital Markets Act (DMA).

Bahkan dengan tantangan privasi data tersebut, Threads telah menggoda investor dengan prospek pengguna aktif Instagram yang mencapai dua miliar. Analis Jasmine Engberg dari Insider Intelligence mencatat bahwa hanya membutuhkan satu dari empat pengguna Instagram agar Threads bisa setara dengan Twitter. Apakah ini merupakan pukulan telak yang telah Zuckerberg berikan kepada Musk?

Musk, yang baru-baru ini mengambil alih Twitter dan mengalami penurunan nilai karena pengurangan staf dan kontroversi moderasi konten, mungkin merasakan tekanan. Sementara itu, Meta tampaknya siap memanfaatkan kesempatan ini, dengan meluncurkan Threads pada saat yang tepat dan menawarkan alternatif bagi pengguna Twitter yang frustrasi.

Namun, pertempuran ini masih jauh dari selesai. Ada banyak platform baru lainnya yang mencoba mengambil bagian dari pasar Twitter, seperti Mastodon, Post, Truth Social, dan T2. Apakah Threads akan berhasil memenangkan pertarungan ini, atau apakah Twitter akan tetap berada di puncak? Hanya waktu yang akan memberi tahu. Tetapi satu hal yang pasti, perang teknologi ini pasti akan menjadi panas.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button