News

WHO: Demam Berdarah Ancam 4 Miliar Orang, Kasus Melonjak di Berbagai Negara


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat, 22 Desember, mengeluarkan peringatan serius tentang risiko demam berdarah yang kini mengancam sekitar empat miliar orang di seluruh dunia. Menurut Diana Rojas Alvarez, Ketua tim arbovirus dari departemen kesiapsiagaan dan pencegahan epidemi dan pandemi di program darurat WHO, lebih dari 5 juta kasus dan 5.000 kematian akibat demam berdarah telah dilaporkan secara global sejak awal tahun 2023.

Dalam sebuah pertemuan PBB di Jenewa, Rojas Alvarez menyampaikan bahwa hampir 80 persen dari kasus tersebut, yakni sekitar 4,1 juta kasus, terjadi di Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. 

Perubahan penyebaran nyamuk akibat berbagai faktor, termasuk fenomena El Nino dan perubahan iklim, telah menyebabkan peningkatan kasus demam berdarah di negara-negara yang sebelumnya bebas dari penyakit ini, seperti Prancis, Italia, dan Spanyol.

Lebih lanjut, Rojas Alvarez mengungkapkan kekhawatiran terhadap kemungkinan wabah demam berdarah di negara-negara rentan dan terdampak konflik di kawasan Mediterania Timur WHO, termasuk Afghanistan, Pakistan, Sudan, Somalia, dan Yaman. 

Negara-negara ini menghadapi tantangan ganda berupa wabah penyakit menular dan situasi kemanusiaan yang sulit akibat perpindahan penduduk massal dan infrastruktur sanitasi yang buruk.

Situasi serupa juga terjadi di Afrika, di mana kasus demam berdarah tercatat baik di kalangan masyarakat lokal maupun di antara orang-orang yang kembali dari lebih dari 30 negara Afrika. Demam berdarah, yang sebelumnya bukan merupakan endemi di Eropa, kini mulai menunjukkan peningkatan kasus yang terkait dengan perjalanan. WHO Wilayah Eropa juga melaporkan adanya klaster kecil dan terbatas kasus demam berdarah lokal di tahun ini.

Peringatan dari WHO ini menegaskan pentingnya kewaspadaan dan upaya pencegahan yang efektif untuk mengatasi risiko demam berdarah, terutama di negara-negara yang berisiko tinggi menghadapi wabah tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button