Arena

Gengsi Pakai JIS, Masih Berbau Anies?

Sejak dibongkarnya Stadion Lebak Bulus pada 2015 lalu, warga Jakarta tidak lagi memiliki lapangan sepak bola kebanggaan. Terlebih lagi, Stadion Lebak Bulus merupakan satu-satunya markas Persija Jakarta.

Selanjutnya Pemprov DKI Jakarta mencarikan lahan pengganti yang akan dijadikan sebagai markas Tim Macan Kemayoran tersebut. Salah satu lahan yang menjadi usulan yakni Taman Bersih Manusiawi Wibawa (BMW) yang terletak di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Mungkin anda suka

Joko Widodo (Jokowi) yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta mencanangkan pembangunan Stadion Taman BMW pada Mei 2014. Namun karena lahan tersebut masih sengketa, Pemprov DKI Jakarta harus menjalani sidang gugatan atas lahan tersebut.

Bahkan hingga Jokowi menjadi Presiden RI, Stadion Taman BMW belum juga terwujud. Baru kemudian pada Maret 2019, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencanangkan pembangunan stadion bertaraf internasional yang dinantikan warga ibu kota.

Akhirnya lahan seluas 66,6 hektare bernama Taman BMW itu disulap menjadi stadion megah bernama Jakarta Internasional Stadium dan diresmikan pada April 2022. Sejak diresmikan, JIS yang memiliki kapasitas 82 ribu penonton itu menjadi sebuah stadion kebanggaan warga Jakarta.

Namun sayangnya kebanggaan itu menjadi antiklimaks, terlebih setelah masa tugas Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta selesai pada Oktober 2022. Tidak ada yang melirik JIS untuk kegiatan liga-liga resmi di Indonesia. Hanya sebatas pertandingan persahabatan dan event selain sepak bola.

Sampai puncaknya pada bulan ini, tiba-tiba pemerintah menunjuk JIS sebagai salah satu stadion untuk Piala Dunia U-17. Penunjukkan JIS pun terkesan terpaksa, karena Stadion GBK tidak bisa digunakan lantaran sudah terlebih dulu disewa untuk konser grup band Coldplay.

Keputusan pemerintah memilih JIS untuk Piala Dunia U-17 yakni dengan catatan harus ada yang direnovasi, mulai dari lahan parkir, pintu keluar, bahkan hingga rumput stadion wajib diganti. Renovasi itu dilakukan dengan alasan stadion JIS tidak sesuai standar FIFA.

Menanggapi polemik JIS, Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Iqbal menilai adanya gap antara pemerintah dengan Anies Basewdan.

“Keengganan menggunakan JIS seolah-olah gengsi mengakui kehebatan karya Gubernur Anies,” kata Iqbal.

Karena itu banyak publik yang berpendapat bahwa pemerintah enggan menggunakan JIS karena masih berbau Anies. Sehingga terlebih dulu dilakukan renovasi dengan alasan tidak memenuhi standar.

Menanggapi hal ini, Pengamat Sepak Bola Kusnaeni menjelaskan kelayakan stadion semestinya disampaikan oleh pihak yang memiliki kompetensi terkait teknis stadion.

“Kalau kita bicara layak atau tidak layak yang menentukan adalah mereka yang punya kompetensi. Jangan orang yang tidak paham soal safety and security regulations itu bicara ‘ini stadionnya enggak memenuhi syarat’. Dari mana ukurannya?” ujarnya kepada Inilah.com.

Meski begitu, Bung Kus, sapaan akrabnya, mengakui Stadion JIS masih harus ada pembenahan, seperti halnya infrastruktur. Mengapa selama ini penggunaan JIS tidak maksimal, salah satu faktornya adalah kurangnya lahan parkir.

Karena Stadion JIS sejatinya mengedepankan transportasi publik. Sehingga para penonton datang ke JIS menggunakan angkutan umum, bukan kendaraan pribadi.

“Saya hadir di acara expo JIS waktu itu namanya masih BMW Stadium tahun 2018 di Balai Kota, waktu itu pak Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta hadir dipresentasikan oleh pihak pengembang apa konsepnya JIS. Konsepnya JIS itu adalah stadion modern. Stadion yang memaksimalkan mobilisasi penonton dengan menggunakan akses transportasi publik,” jelasnya.

Faktor lain mengapa JIS tidak pernah dilirik untuk liga resmi adalah karena PSSI memiliki kekhawatiran dengan membludaknya penonton atau suporter sepak bola yang datang.

“Tapi bukan berarti enggak dipakai itu enggak memenuhi syarat, bukan. Stadionnya sudah memenuhi syarat, cuma ini kekhawatiran PSSI kalau nanti sampai ada penonton yang membludak nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Terkait hal ini, Vice President Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Syahrial Syarif menjelaskan pihaknya sudah menyediakan sejumlah kantong parkir untuk kendaraan pribadi yang datang ke Stadion JIS.

Dirinya mengakui jumlah kantong parkir kendaraan pribadi tidak terlalu banyak karena ia berharap penonton yang ingin datang ke JIS menggunakan moda transportasi umum.

“Ini yang mestinya dilakukan Pemerintah DKI Jakarta saat ini. Moda transportasi terintegrasi menuju JIS bukan soal lahan parkir,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button