News

Jangan Salah, Ini Arti Cawe-cawe yang Sebenarnya

Istilah cawe-cawe sedang naik daun alias viral. Bahasa Jawa yang telah mengindonesia ini dipopulerkan Presiden Joko Widodo.

Jokowi pertama kali mengungkapkan kalimat cawe-cawe, menanggapi kritikan banyak pihak karena ia mengundang parpol-parpol pendukung pemerintah ke Istana Negara, 2 Mei 2023.

Mungkin anda suka

Anehnya, Partai Nasdem yang memang mencalonkan Anies Baswedan, sebagai capres, tak diajak. Jokowi ketika itu dituding mengintervensi pemilihan presiden 2024.

Dua hari setelahnya, secara tegas Jokowi membantah ikur campur dalam penetapan bakal capres. ’’Pertemuan itu Cuma diskusi. Tolonglah mengerti bahwa kita ini juga politisi tapi juga pejabat publik, Bukan cawe-cawe,” ujar Jokowi usai mengunjungi Pasar Tanahabang, Jakarta, (4/5/2023).

Kata-kata cawe-cawe makin menjadi trending topic, takkala Presiden Jokowi mengulanginya saat mengundang 25 pemimpin redaksi ke Istana Negara, Senin (29/5/2025). Namun di pertemuan ini kalimat-kalimat cawe-cawe makin “panas.”

Kenapa? Karena ketika bertemu parpol pendukung pemerintah, Jokowi menepis cawe-cawe. Namun, saat di hadapan 25 pemimpin redaksi, Jokowi blak-blakkan mengakui tidak akan netral di pemilu presiden.  Jokowi sampai 7 kali menyebut kata cawe-cawe.

Berikut pernyataan Jokowi soal cawe-cawe

“Wong yang bilangnya enggak cawe-cawe itu nyatanya juga cawe-cawe. Kalau saya sih apa adanya.”

“Tegas saya nyatakan ikut cawe-cawe untuk negara ini. Saya cawe-cawe untuk kepentingan nasional, untuk mencapai peringkat sebagai negara maju. Indonesia hanya punya kesempatan selama 13 tahun sampai 2038.”

“Artinya, presiden yang terpilih tahun 2024, tahun 2029, dan tahun 2034 itu sangat menentukan tercapainya tujuan menjadi negara maju. Tapi siapa presidennya? Saya tidak bisa menjawab, karena itu urusan partai-partai.”

Jika dilihat dari kalimat yang diungkapkan Jokowi, cawe-cawe seolah memiliki konotasi negatif. Lalu apa sebenarnya arti cawe-cawe?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti cawe-cawe adalah ikut membantu mengerjakan (membersihkan, merampungkan) atau ikut menangani.

Istilah tersebut diambil dari bahasa Jawa yang biasa diucapkan dalam percakapan non formal. Kata cawe-cawe bisa bermakna positif maupun negatif, tergantung konteks kalimatnya.

Istana Kepresidenan Klarifikasi soal cawe-cawe

Sementara itu, Istana Kepresidenan memberikan penjelasan  mengenai pernyataan kepala negara yang mengaku bakal ikut cawe-cawe untuk negara dalam pemilu. Ada 5 konteks yang dijelaskan.

  1. Jokowi ingin memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil.
  2. Jokowi berkepentingan terselenggaranya pemilu dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat.
  3. Jokowi ingin pemimpin nasional ke depan dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis seperti pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara, hilirisasi, transisi energi bersih dan lain-lain.
  4. Jokowi mengharapkan seluruh peserta pemilu dapat berkompetisi secara free dan fair, karenanya kepala negara akan menjaga netralitas TNI, Polri, dan ASN.
  5. Presiden ingin pemilih mendapat informasi dan berita yang berkualitas tentang peserta pemilu dan proses pemilu sehingga akan memperkuat kemampuan pemerintah untuk mencegah berita bohong/hoaks, dampak negatif AI, hingga black campaign melalui media sosial/online.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Lihat Juga
Close
Back to top button