Hangout

Pakar Ungkap Banyak Salah Paham Antara Flu Singapura dan Penyakit Tangan Kaki Mulut


Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan belakangan penyakit Flu Singapura mengalami peningkatan di Indonesia. Hal ini ternyata salah kaprah. 

Dia menjelaskan, penyakit Hand Foot Mouth Disease (HFMD) atau Penyakit Tangan Kaki Mulut (PTKM) yang sering kali secara salah kaprah disebut sebagai Flu Singapura merupakan penyakit yang sebenarnya cukup sering ditemui pada anak dan bayi. 

“Karena beberapa tahun yang lalu ada anak-anak yang datang dari Singapura kemudian mempunyai keluhan ini maka secara salah kaprah disebut sebagai Flu Singapura,” kata Tjandra Yoga kepada Inilah.com, Jakarta, Kamis (04/04/2024). 

Masih menurutnya, penyakit ini memiliki masa inkubasi 3-7 hari. Hal tersebut ditandai dengan demam, munculnya rash atau ruam pada kulit dan blister (kulit melepuh) benjolan kecil di telapak kaki, tangan dan mukosa mulut.

“Penderita cenderung tidak nafsu makan, malaise dan nyeri pada tenggorokan. Biasanya, setelah satu atau dua hari setelah demam, timbul keluhan nyeri di mulut dimulai dari blister sampai kemudian dapat menjadi mucus (lendir). Lesi dapat terjadi pada lidah, gusi atau bagian dalam mulut lainnya,” tambah Tjandra Yoga.

Dia menjelaskan, penyakit ini bukan penyakit berat, dan akan sembuh dalam 7-10 hari, pengobatan hanya bersifat suportif. Penyebab HFMD adalah enterovirus secara umum, termasuk coxsackievirus A16, EV 71 dan echovirus.

“Memang pada kejadian amat sangat jarang, HFMD akibat EV 71 juga dapat menyebabkan meningitis dan bahkan encephalitis. Infeksi EV 71 bermula dari saluran cerna yang kemudian menimbulkan gangguan neurologik. Selain itu, HFMD akibat coxsackievirus A16 juga dapat menyebabkan meningitis,” paparnya. 

Dia memaparkan, memang HFMD cukup menular. HFMD dapat ditularkan melalui kontak langsung, cairan hidung dan tenggorokan, saliva, cairan dari blister atau tinja pasien. Masa penularan paling tinggi pada minggu pertama terinveksi.

“Tidak ada pencegahan khusus untuk HFMD, tetapi risiko tertular dapat diturunkan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti cuci tangan pakai sabun (CTPS). Kalau keluhan cukup berarti memang baik berkonsultasi ke petugas kesehatan terdekat,” ujarnya. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button