Market

Sambangi Blok Rokan, Presiden Jokowi Bicara Soal SDM Mumpuni

Saat berkunjung ke Blok Rokan, Riau yang menjadi tulang punggung energi nasional, Presiden Jokowi punya harapan besar. Dia meyakini sumber daya manusia (SDM) Indonesia mengelola pasca ditinggal Chevron yang habis kontrak.

Dalam kunjungan nya, Presiden Jokowi meninjau langsung tangki timbun (tank farm) milik Pertamina Hulu Rokan serta melihat kinerja pekerja Blok Rokan yang ada di Dumai.

Saat tiba di tangki timbun di Kompleks Pertamina di Kota Dumai, Kamis (5/1/2023). Presiden Jokowi disambut langsung Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati; Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro; dan Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan (PHR), Jaffee Arizon Suardin. Dalam kunjungan ini, Presiden Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara, Pratikno; Menteri BUMN, Erick Thohir dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.

Presiden Jokowi mengapresiasi kinerja PHR pasca alih-kelola pada 9 Agustus 2021. Dikatakan, keputusan alih kelola diambil karena kuatnya keyakinan akan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, sangatlah mumpuni. “Sejak awal kenapa Rokan ini kita ambil alih dan tidak diperpanjang, kita ingin meyakinkan bahwa SDM kita ini mampu,” tegas Presiden Jokowi.

Dia menambahkan, sejak dialih kelola, produksi Blok Rokan terus meningkat. “Dan itu yang saya tanyakan ke Dirut Pertamina, produksinya naik atau turun? Ternyata naik. Dulu waktu dikelola Chevron turun sekarang sudah mulai naik dari 156-158 ribu barel per hari menjadi 166 ribu barel per hari. Tapi yang kita inginkan adalah sebuah peningkatan yang berlipat,” kata Presiden Jokowi.

Selanjutnya, Presiden Jokowi meninjau jaringan pipa transportasi minyak mentah yang ada di lokasi tersebut. Untuk di Dumai, jaringan pipa tersebut sepanjang 337 km. Selain itu, untuk unit operasi Hydrocarbon Transportation (HCT) Crude Oil Terminal Operation Center di Dumai memiliki 4 unit shipping pump, 8 unit electric booster pump, ruang kendali (control room) dan laboratorium serta rumah pompa.

Sedangkan, Nicke menerangkan, kondisi tangki timbun dan kinerja andal PHR. Di Kota Dumai terdapat 16 tangki timbun dengan kapasitas penyimpanan 5,1 juta barel. Total tangki timbun milik PHR di WK Rokan, sebanyak 26 unit. Total kapasitas penyimpanan mencapai 5,8 juta barel.

Nicke menambahkan, Pertamina memiliki misi untuk meningkatkan level produksi di PHR guna mendukung pemerintah dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional.

“Dengan semangat para perwira dan mitra kerja, serta upaya masif dan agresif, kami berkomitmen untuk meningkatkan jumlah produksi migas untuk ketahanan energi. Ini merupakan misi kita bersama, yang tentunya akan terwujud dengan semangat dan kerja keras kita semua,” ungkapnya.

Pada 2022, PHR berhasil melakukan pengeboran di 413 sumur, akan ditantang untuk memenuhi target pengeboran yang lebih masif lagi di tahun 2023 yaitu sebanyak 600 sumur. Dalam upayanya menghasilkan minyak untuk kebutuhan nasional, PHR mampu meningkatkan produksi ke tingkat 160 ribu barel per hari, sementara kalau tidak melakukan pengeboran sumur baru, produksi bisa jatuh ke titik 105 ribu barel.

Pada awal 2023, PHR berhasil menemukan ladang sumur minyak baru yang mampu menghasilkan ribuan barel per harinya. Hal ini akan sangat mendukung pencapaian yang diharapkan oleh pemerintah yaitu 1 juta barel di tahun 2030.

Pada tahun kedua alih-kelola WK Rokan, operasional PHR yang andal ini memberikan efek ganda (multiplier effect) yaitu dengan membuka banyak lapangan kerja baru dari yang mulanya sebelum alih kelola hanya 22 ribu, kini sudah 37.500 orang dan meningkatkan denyut nadi ekonomi serta meningkatnya investasi di Riau.

Hal ini, kata Nicke, sejalan dengan penambahan 26 rig di operasi sumur-sumur baru yang sebelum alih kelola hanya 9 Rig, dan 49 menuju 52 Rig Workover & Well Service (WOWS) yang sebelum alih kelola WK Rokan hanya 25 Rig.

“Pencapaian tahun 2022 akan menjadi penyemangat kita untuk meningkatkan produksi. Sebagai contoh, melalui pengoperasian rig, jumlah mitra kerja PHR meningkat 20 sampai 25 persen. Dan yang paling utama adalah untuk selalu memprioritaskan keselamatan dan kesehatan,” ujar mantan Direktur PLN itu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button