Seorang hacker jenius asal Palestina bernama Omar A membuat Israel kalang kabut.
Intelijen Israel sangat berang karena Omar A berhasil membobol sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome.
Intelijen Israel, Mossad sempat menahan dan menculik Omar di Malaysia.
Namun, Organisasi Intelijen Turki (MIT) berhasil menyelamatkannya.
Omar telah mengacaukan Iron Dome Israel Di tahun 2015 dan 2016. Peretasan itu untuk membantu Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas Palestina dalam menembakkan roket ke negara zionis itu.
Sejak saat itu, pria lulusan program komputer dari Universitas Islam Gaza, menjadi buronan Mossad.
Melansir dari laman Daily Sabah, Omar adalah arsitek software peretasan untuk Kementerian Dalam Negeri Gaza yang berhasil menyusup ke ponsel Android.
Hacker Paling Berbahaya di Dunia
Kasus Omar A membuat topik mengenai hacker kembali hangat.
Sebelumnya, persoalan hack atau peretasan sempat ramai lantaran ulah hacker bernama “Bjorka” yang mengaku telah mencuri puluhan juta data milik warga negara Indonesia dan menjualnya di situs ilegal.
Tetapi ternyata Bjorka bukan satu-satunya hacker yang menyita perhatian publik.
Jauh sebelum “Bjorka”, setidaknya terdapat 5 nama hacker terhebat yang berhasil menggemparkan dunia.
Siapa saja hacker-hacker terhebat di dunia tersebut?
Berikut daftar hacker paling berbahaya sepanjang sejarah, seperti dikutip dari Kaspersky.
1. Kevin Mitnick
Kevin Mitnick merupakan salah satu hacker kenamaan di Amerika Serikat.
Pada 1982, Kevin tercatat pernah meretas sistem komputer milik Komando Pertahanan Udara Amerika atau North American Aerospace Defense Command (NORAD).
Tak hanya itu, di tahun 1989, Mitnick juga pernah menyusup ke sistem jaringan komputer dari perusahaan Digital Equipment Corporation (DEC).
Setelah membobol, ia lalu juga berhasil membuat salinan perangkat lunak buatan produsen komputer terkemuka itu.
Akibatnya, Mitnick masuk dalam daftar buronan utama Amerika Serikat.
Mitnick sempat ditangkap dan menjalani hukuman penjara dari beberapa tuduhan atas tuduhan peretasan.
Kevin Mitnick telah mengembuskan napas terakhir di Las Vegas, Amerika Serikat, pada Minggu, 16 Juli 2023 akibat penyakit pangkreas.
2. Kevin Poulsen (Dark Dante)
Pada 1983, saat berusia 17 tahun, Kevin Poulsen alias Dark Dante tercatat pernah meretas jaringan komputer ARPANET di Pentagon milik Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Pemerintah AS dengan cepat berhasil menangkapnya.
Namun, kala itu, Poulsen tidak ditahan lantaran masih di bawah umur.
Di 1988, Poulsen kembali melancarkan aksinya dengan meretas komputer pemerintahan Amerika Serikat. Ia mencari file terkait Ferdinand Marcos, presiden Filipina yang digulingkan.
Poulsen kembali diburu pihak berwenang.
Ia sempat melarikan diri dan akhirnya berhasil ditangkap dan dilarang untuk menggunakan komputer selama tiga tahun.
Sejak itu, Poulsen aktif menjadi jurnalis yang menulis seputar keamanan siber.
3. Jonathan James (c0mrade)
Jonathan James alias c0mrade, juga merupakan salah satu hacker terhebat di dunia.
Salah satu aksi yang berhasil melambungkan namanya adalah peretasan komputer dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
James yang diketahui saat itu berusia 15 tahun, mengeklaim bisa mengakses lebih dari 3.000 pesan dari pegawai, nama pengguna, kata sandi, dan data sensitif lainnya.
James berhasil ditangkap pada tahun 2000 dan harus menjalani hukuman penjara selama enam bulan.
Kala itu, ia menjadi orang termuda yang dihukum akibat melanggar Undang-Undang Kejahatan Siber.
4. Albert Gonzales (Supnazi)
Hacker terhebat yang pernah tercatat berikutnya adalah Albert Gonzales.
Hacker yang berjuluk “Supnazi” itu bersama timnya pernah melakukan pencurian lebih dari 180 juta data kartu pembayaran dari beberapa perusahaan seperti OfficeMax, TJX, dan Boston Market.
Peretasan data berlangsung dalam rentang waktu antara 2005 hingga 2007.
Gonzales akhirnya dijatuhi hukuman sangat lama, 20 tahun penjara pada tahun 2010.
5. Anonymous
Anonymous pertama kali muncul pada 2003.
Berbeda dengan keempat hacker di atas, Anonymous bukanlah perorangan, melainkan terdiri dari beberapa hacker yang tergabung dalam satu kelompok.
Anonymous meretas dengan tujuan untuk menyuarakan keadilan sosial.
Beberapa aksi peretasan Anonymous dilakukan dengan menyasar situs web dari institusi negara, perusahaan, dan kelompok keagamaan tertentu.
Pada 2008, Anonymous pernah membobol dan menonaktifkan situs web dari Gereja Scientology.
Hingga saat ini, Anonymous diduga telah melakukan penyerangan pada PayPal, situs web pemerintah Australia, dan sebagainya.
.
.
Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)