Arena

Meski Jaminan Medali, Dedeh Erawati Sulit Dapat ‘Perhatian’ Pemerintah

Minggu, 28 Agu 2022 – 12:51 WIB

Diusianya yang 43 tahun, Dedeh Erawati, atlet atletik Indonesia tak berhenti berlari dan menorehkan prestasi ditiap kejuaraan internasional.

Dedeh yang tampil di kelas Masters cabang atletik, terus panen medali di tiap ajang yang diikutinya. Teranyar, pelari kelahiran Sumedang 25 Mei 1979 ini sukses menyabet medali di ajang SMTFA International Masters Track & Field Championships di Singapura pada 4-5 Juni pada nomor lari 100meter putri kategori usia 40-44 tahun.

Kini, Dedeh menatap mantap Kejuaraan Taiwan Masters Open Championship 2022 yang akan digelar 8-9 Oktober mendatang.

Bersama 4 rekannya, Dedeh akan berangkat membawa nama Indonesia bersaing di kejuaraan internasional.

Meski jaminan medali dalam tiap kejuaraan yang diikutinya, tak membuat Dedeh serta merta mendapat sokongan dari pemerintah. Jangankan bonus medali, transport dan akomodasi pergi saja tak pernah terealisasi.

“Untuk Taiwan nanti kita sudah ajukan Rp125 juta untuk lima orang, tapi katanya tidak ada dana,” kata Dedeh saat berbincang dengan Inilah.com.

Dedeh sudah bolak-balik mengetuk pintu-pintu stakeholder atletik untuk mendapat bantuan dana, pergi berlaga membela nama bangsa. Namun hingga kurang lebih satu bulan penyelenggaraan, belum kelihatan tanda-tanda bantuan.

“Kita coba berbuat terbaik untuk negara,” tegas Dedeh.

Bukan kali ini saja Dedeh harus merogok kocek pribadi untuk pergi membela negeri. Sejak mengikuti kejuaraan Masters di usia 35 tahun, Dedeh kerap menggunakan tabungan sendiri untuk pergi mengikuti kejuaraan di luar negeri.

Dalam tiap kejuaraan yang diikuti, Dedeh tak pernah absen membawa medali, khususnya nomor 100 Lari Gawang yang jadi andalannya. Di nomor ini, medali emas sudah jadi ‘kebiasaan’ untuknya.

Pada kejuaraan level masters, Dedeh adalah pemegang tiga medali emas dalam Kejuaraan Dunia Masters, masing-masing 100meter dan 100meter lari gawang putri kategori W35 di Perth, Australia pada 2016, serta 100meter lari gawang W35 putri di Malaga, Spanyol pada 2018.

Kalau tak mau dibilang satu-satunya, mungkin Dedeh yang sedikit dari atlet atletik Indonesia yang masih aktif menorehkan prestasi internasional. Namun lagi-lagi, kurangnya perhatian dari pemerintah seakan tak ada artinya raihan medali yang Dedeh perjuangkan.

“Dengan obrolan ini saya berharap, karenakan sebelumnya saya juga sudah membuat proposal yang sepertinya menarik. Saya yakin banyak orang baik yang ingin men-support, tapi tidak tahu caranya,” ungkapnya.

Dengan label atlet, apalagi berprestasi hingga kini, Dedeh dan kawan-kawan tak pantas mengurusi urusan dana untuk kejuaraan.

Tapi kenyataannya, Dedeh dan kawan-kawan tak hanya harus fokus latihan, tapi juga harus buat proposal, dan bolak-balik mengetuk pintu untuk mau membantu.

“Kita berjuang selain latihan, kita cari uang untuk tiket, akomodasi selama kejuaraan,” kata ibu satu anak ini.

Dedeh masih berharap, meski tidak terlalu banyak, pemerintah bisa lebih memperhatikan atlet-atlet tak hanya di lingkaran pelatnas.

“Menurut saya dananya ada, apalagi ada DBON (Desain Besar Olahraga Nasional), yang mana sejak bayi, sampai akhir nanti, itu benar-benar diurus dan diperhatikan nasib atletnya,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button