News

30 Hari Mencekam di Gaza: 9.770 Tewas, Separuhnya Anak-anak dan Perempuan

Konflik bersenjata antara Hamas dan Israel memasuki hari ke-30 pada Senin, (6/11/2023). Serangan balik yang berkelanjutan antara kedua pihak telah menggiring 2,3 juta warga sipil di Gaza ke dalam pusaran kekerasan yang tampaknya tidak ada akhirnya, dengan kedua belah pihak mengklaim legitimasi untuk melanjutkan agresi mereka.

Israel mempertahankan posisinya dengan menyatakan tindakan militer mereka adalah reaksi defensif terhadap serangan yang dilancarkan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Di sisi lain, Hamas mendeklarasikan serangan mereka sebagai pembalasan terhadap rangkaian panjang ketidakadilan dan kekerasan yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina.

Sementara kedua belah pihak terlibat dalam pertukaran tuduhan, yang tidak terbantahkan adalah realitas brutal yang dihadapi warga sipil. Konflik ini, menurut Berdasarkan data Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA), telah menjadi yang paling mematikan dalam setengah abad terakhir di kawasan tersebut. Hingga 5 November, konflik telah menarik lebih dari 41.000 korban, dengan lebih dari sepuluh ribu di antaranya kehilangan nyawa mereka.

Data dari Kementerian Kesehatan Palestina, yang dikutip oleh Aljazeera, menunjukkan bahwa 9.770 warga Palestina, termasuk 4.008 anak-anak dan 2.509 perempuan, telah gugur sejak awal agresi pada 7 Oktober. Proporsi korban ini memaparkan ketidakseimbangan besar dalam dampak perang terhadap Palestina dibandingkan dengan Israel. Secara keseluruhan, korban jiwa Palestina adalah enam kali lebih banyak daripada Israel, dan korban luka empat kali lebih banyak.

Analisis harian menunjukkan bahwa Palestina mengalami kerugian yang lebih parah setiap hari selama konflik ini berlangsung, dengan jumlah korban yang tetap tinggi di pihak Palestina, bahkan setelah eskalasi awal. Dalam dua hari terakhir Oktober saja, hampir 1.500 warga Gaza kehilangan hidup mereka, mewakili persentase signifikan dari korban jiwa total.

Dalam skala militer, The Armed Conflict Location & Event Data Project (ACLED) mencatat lebih dari 8.000 amunisi telah ditembakkan ke Gaza oleh Israel, dengan angka ini mewakili tingkat bombardir yang tinggi per kilometer persegi di wilayah kecil Gaza. Selain itu, terdapat pula 600 serangan udara yang menargetkan 54 lokasi, menjadi jumlah serangan bulanan tertinggi di Timur Tengah sejak tahun 2020.

Serangan Israel juga menyebabkan 55 masjid, tiga universitas, tiga gereja, dan lima gedung milik Kementerian Wakaf dan Agama di Gaza hancur lebur.

Korban serangan ini tidak hanya mencakup kombatan tetapi terutama warga sipil, dengan banyak serangan udara yang menghantam wilayah utara Gaza, tempat yang dipercaya sebagai pusat operasional Hamas. Akibatnya, lebih dari separuh korban jiwa Palestina berasal dari area ini saja.

Serangan ini juga telah menimpa kamp pengungsi, termasuk serangan mematikan di kamp Jabaila pada akhir Oktober, yang menambah jumlah korban. Anak-anak dan perempuan terutama terpengaruh, membentuk sebagian besar korban tewas, dengan banyak di antaranya diperkirakan kehilangan nyawa di dalam rumah mereka sendiri.

Pemerintah Palestina dan berbagai kelompok advokasi hak asasi manusia telah mengecam keras serangan-serangan ini dan menyerukan intervensi internasional untuk mencegah lebih banyak kerusakan dan kehilangan nyawa. Kehancuran infrastruktur dan rumah tinggal telah menciptakan krisis kemanusiaan yang semakin mendesak, dengan OCHA melaporkan hancurnya sebagian besar unit permukiman dan ribuan orang yang masih hilang.

Sikap sebagian besar warga dunia terhadap krisis ini jelas, yakni mendorong terciptanya perdamaian dan memulihkan hak-hak kemanusiaan. Apalagi, Majelis Umum PBB telah mengesahkan resolusi pengupayaan gencatan senjata pada hari yang sama dengan dimulainya serangan darat Israel.

Meski demikian, upaya ini belum cukup. Dunia perlu terus menekan kedua belah pihak supaya meletakkan senjata dan duduk di meja perundingan. Pasalnya, apabila perdamaian tak lekas terjadi, jutaan nyawa warga Palestina kian terancam keselamatannya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button