Market

Investasi Belum Serap Tenaga Kerja, Menteri Bahlil Minta Mahasiswa Jadi Pengusaha

Bukannya meyakinkan kepada para mahasiswa, ekonomi Indonesia masih positif, investasi bakal masuk dan akhirnya lapangan kerja banyak tersedia. Tetapi Menteri Investasi/ Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menganjurkan mahasiswa yang menjadi pengusaha.

Menteri Bahlil mengakui saat ini sulit mencari pekerjaan di Indonesia. Bahkan dia mengatakan saat ini jumlah pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi pasca pandemi covid 19.

Menurut Bahlil tingginya jumlah pengangguran itu tidak diimbangi dengan serapan dari perusahaan karena kondisinya masih belum cukup pulih. Hal itu yang membuat banyak para Freshgraduate atau angkatan kerja baru sulit untuk terserap sektor industri.

“Saya ingin menyampaikan pengangguran saat ini ada 7 juta eksisting, angkatan kerja per tahun 2,9 juta. Pengangguran pasca covid 19 itu masih ada 5 juta orang,” ungkap Bahlil seoertu dikutip dalam pidatonya pada acara Diskusi Bersama di Universitas Diponegoro, melalui siaran virtual BKPM, Minggu (20/8/2023).

Oleh sebab itu, kepada para mahasiswa yang hadir dalam acara Bahlil mengharapkan agar generasi muda tidak terpaku atau bercita-cita hanya sebatas menjadi karyawan, tapi harus bisa menjadi pengusaha untuk menciptakan lapangan kerja.

“Penerimaan PNS, TNI/Polri, BUMN satu tahun tidak lebih dari 1 juta, jadi kalau adek adek semua datang kesini semua hanya berpikir menjadi karyawan, maka saya saya punya keyakinan banyak yang tidak terserap di lapangan pekerjaan,” kata Bahlil.

“Maka saya menyarankan kalian untuk menjadi seorang pengusaha. Menjadi pengusaha itu mulia,” sambungnya.

Dengan masih lemahnya serapan tenaga kerja di industri ini disebabkan oleh menurunya permintaan produk baik dari pasar dalam negeri maupun luar negeri karena perlambatan ekonomi global.

Menteri Bahlil mengutip data BPS, nilai ekspor industri tekstil pada periode Januari – Februari 2022 terkoreksi -29,23% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Industri pakaian jadi terkoreksi -33,39% pada periode yang sama untuk tujuan ekspor ke Amerika Serikat.

Kondisi serupa juga terjadi untuk nilai ekspor ke negara-negara Eropa, pada periode Januari – Februari 2022 nilai ekspor industri tekstil -29,74%, sedangkan industri pakaian jadi terkoreksi -11,59%. Pelemahan pasar itu akhirnya membuat banyak industri melakukan efisiensi, salah satunya mengurangi belanja karyawan.

Kemudian data dari Kementerian Ketenagakerjan juga menunjukan, klaim JHT akibat PHK melonjak drastis. Bahkan sejak tahun 2020 hingga tahun 2022, total klaim JHT akibat PHK angkanya hampir tembus 1 juta orang, persisnya 998.882 orang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button