Arena

Apa Salah JIS, Anies, dan Buro Happold hingga Diusik Standarisasi FIFA?

Jakarta International Stadium (JIS) sudah memenuhi empat kriteria dan persyaratan atau standar FIFA untuk menjadi lokasi gelaran internasional khususnya Piala Dunia.

Sepekan ini nama JIS sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Sebab stadion megah di kawasan pesisir Jakarta ini tengah menjadi perdebatan karena menjadi salah satu lokasi untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-17. Namun yang menjadi perdebatan saat ini bukan soal jadi atau tidaknya JIS menjadi salah satu venue Piala Dunia U-17, melainkan lebih kepada soal kelayakan JIS sebagai stadion sepak bola berstandar internasional.

Mungkin anda suka

Padahal sejak awal peresmiannya JIS disebut-sebut merupakan salah satu stadion milik Indonesia yang sudah berstandar FIFA. Hal ini cukup kuat karena proses perencanaan pembangunan dan konstruksi bangunannya sangat diperhatikan.

Bahkan dalam proses pembangunannya, pemerintah dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta menggandeng perusahaan asal Inggris Buro Happold. Perusahaan konsultan desain dan konstruksi asing ini memang sudah punya nama, karena Buro Happold memiliki pengalaman 45 tahun dalam berbagai proyek konstruksi mulai dari infrastruktur, gedung hingga sarana olahraga.

Buro Happold tercatat pernah mengerjakan sejumlah proyek di antaranya Fields of Gold di Liverpool, Inggris, Abu Dhabi International Airport, Airbus Wing Integration Center dan berbagai proyek lainnya.

Selain itu, perusahaan yang didirikan oleh Ted Happold juga pernah terlibat langsung dalam proyek pembangunan stadion pada ajang Piala Dunia Qatar 2022.

Pengalaman Buro Happold juga sudah teruji dengan beberapa hasil karyanya yang lain seperti pembangunan Astana Arena di Kazakhstan, Aviva Stadium di Irlandia, Bramley-Moore Dock Staduim milik klub Everton FC, London Olympic Stadium hingga Jarkarta International Stadium (JIS) di Indonesia.

JIS Dipuji Legenda Sepak Bola

Pada awal pembukaannya, JIS mendapatkan sambutan hangat dan antusias dari seluruh insan olahraga khususnya sepak bola. Sebab JIS menjadi stadion megah dan termewah saat ini. Kemegahan dan kemewahan JIS ini juga mendapatkan pengakuan dari sejumlah tokoh dan legenda sepak bola.

Salah satunya, legenda Real Madrid Michael Salgado yang terkesima dengan kemegahan JIS. Salgado melemparkan pujian untuk JIS saat dia berkunjung pertama kali ke stadion yang berada di wilayah Jakarta Utara tersebut.

Salgado datang ke JIS pada ajang International Youth Championship (IYC) pada 12 April 2022. Sedangkan turnamennya sendiri berlangsung pada 13-19 April.

Saat gala dinner, Salgado mengaku terkesima dengan penampakan JIS. Menurutnya, JIS adalah stadion yang besar dan megah. “Turnamen IYC spesial karena digelar setelah Pandemi COVID-19 dan berlangsung di stadion yang sangat megah,” kata Salgado saat itu.

Dengan gelaran turnamen internasional dan pengakuan legenda itu semakin memperkuat posisi JIS sebagai stadion bertaraf internasional dan berstandar FIFA.

Disebut Tidak Memenuhi Standar FIFA

Namun belum lama ini publik dikagetkan dengan pernyataan dari sejumlah pihak seperti Ketua Umum PSSI Erick Thohir (Etho) dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono yang menyebut JIS tidak berstandar FIFA. Pernyataan itu Basuki sampaikan usai meninjau langsung ke JIS bersama Etho dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Salah satu yang mendapat sorotan dari Basuki adalah kelayakan rumput, akses pintu dan infrastruktur penunjang lainnya di JIS.

“Hari ini kita melihat JIS stadion kita yang sangat bagus ini. Namun kita evaluasi kira-kira kalau nanti diperiksa, dievaluasi FIFA mudah-mudahan sudah memenuhi standar itu. Salah satu yang utama rumput,” kata Basuki Hadimuljono setelah meninjau JIS, Selasa (4/7/2023).

Bahkan pemerintah menurut Basuki akan mengganti rumput JIS akan sesuai dengan standar FIFA untuk penyelenggaraan ajang Piala Dunia U-17 pada November 2023.

Pernyataan ini sontak mendapat beragam reaksi, namun lebih banyak yang mengkritik pernyataan tersebut. Nama JIS kini menjadi pembicaraan banyak orang hingga jagad maya.

Pengamat Sepak Bola, Tommy Welly atau akrab dipanggil Bung Towel menilai JIS justru sudah memenuhi standar internasional bahkan FIFA untuk menyelenggarakan ajang olahraga seperti Piala Dunia U-17.

Menurut Towel, JIS sudah layak menjadi vanue gelaran Piala Dunia U-17 hingga utama. Penilaian ini cukup beralasan karena dalam proses pembangunan JIS, pemerintah menggandeng Buro Happold sebagai konsultan proyek tersebut.

“Ternyata Buro Happold saya cek reputasinya luar biasa dalam konteks stadion. Jadi saya pikir dalam logika sepak bola kita menjadi kaget ketika banyak isu tidak sesuai standar FIFA. Karena kalau kita bicara standar FIFA maka biarkan lah FIFA yang memverifikasi supaya tidak offside gitu kan,” katanya seperti dikutip dari Channel YouTube 66 Media : Prahara JIS Soal Politikah? Pildun U-17 Jangan Cuma Euforia!!.

Towel mengakui dalam kasus JIS ini kuat dengan nuansa politik yang sudah terbaca oleh publik. Namun di luar itu, Towel menilai masyarakat perlu mengetahui JIS itu sudah sesuai dengan standar dari federasi sepak bola dunia.

Sebab dalam standar yang ada di FIFA sudah dipenuhi dalam pembangunan JIS. Contohnya soal kapasitas tribun penonton, luas lapangan, pencahayaan, hingga kualitas rumput yang dipakai oleh stadion yang diresmika pada era Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

JIS sendiri memiliki kapasitas penonton mencapai 82.000, sedangkan batas minimal menurut standar FIFA untuk tribun adalah 40.000. Bahkan JIS menggunakan single seat atau bangku tunggal yang tidak semua stadion internasional gunakan. Selanjutnya untuk dimensi lapangan, menurut standar FIFA seperti mengutip Khelnow.com adalah dengan ukuran 105 meter x 68 meter. Dan untuk kategori ini JIS memenuhi standar dimensi lapangan versi FIFA.

“Untuk lampu penerangan ada stratanya Piala Punia itu. Untuk Piala Dunia U-17 itu tidak harus sama standar penerangannya dengan Piala Dunia utama atau senior. Jadi ada kategori standar penerangan A, B, C,” ujar Towel.

Menurut Towel, berdasarkan standar FIFA ada beberapa kategori pencahayaan lapangan yang bisa digunakan untuk ajang Piala Dunia. Untuk Piala Dunia Utama atau senior (kategori A) standar minimal pencahayaan adalah 1.500 lux. Selanjutnya untuk kategori B atau Piala Dunia U-20 standar minimal pencahayaan sekitar 1.000 lux, dan terakhir kategori C atau Piala Dunia U-17 standar minimal pencahayaan ada di sekitar 700 lux.

Sedangkan JIS sendiri sudah menggunakan pencahayaan sekitar 2.400 lux yang artinya sudah sesuai standar untuk menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia.

“Maka saya kadang berseloroh, kalau di JIS tribun penonton pasti akan clear jelas sama kayak kita nonton liga Champion atau piala dunia itu kan penonton sangat jelas. Maka saran saya, jangan selingkuh kalau nonton di JIS, nanti ketangkep kamera keliatan, karena lampunya terang benderang,” katanya.

Towel juga ikut menanggapi permasalahan rumput JIS yang disebut tidak sesuai standar FIFA. Sebab JIS menggunakan rumput hybrid yang juga dipakai pada stadion-stadion internasional seperti Wanda Metropolitano Stadium milik Atletico Madrid FC, Otkritie Arena milik Spartak Moskwa.

“Jadi itu menurut saya masuk dalam standar FIFA semua. Belum fasilitas yang lain Bench, ruang ganti ada empat dan lainnya ,” imbuhnya.

Untuk itu, Towel berharap semua pihak untuk menahan diri untuk menyampaikan soal kelayakan JIS sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan Piala Dunia U-17. Sehingga isu JIS ini tidak menjadi liar menjadi ke arah politis.

Padahal hingga saat ini FIFA belum melihat secara langsung kondisi JIS sebagai tempat yang akan diajukan pada penyelenggaraan Piala Dunia U-17 tersebut.

“Lebih baik tunggu FIFA karena akan lebih fear. Apalagi bukan otoritas yang berwenang yang ngomong itu, jadi nanti simpang siur,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button