News

Ternyata Ada 2 Daerah yang Pernah Jadi Ibu Kota di Indonesia

Kalau Anda baru lahir di abad ke-21 atau dekat akhir abad ke-20 (tahun 1990-an), mungkin Anda belum tahu kalau sebelum Jakarta, ternyata Indonesia pernah memiliki ibu kota lain di masa lalu.

Dalam sejarahnya, Indonesia pernah dua kali berganti ibu kota negara, dan akan menjadi tiga jika IKN di Kalimantan sudah diresmikan.

Di mana daerah yang pernah jadi ibu kota Indonesia? Mengapa daerah tersebut pernah jadi ibu kota Indonesia? Bagaimana sejarahnya?

1. Yogyakarta

Prambanan, Indonesia. Sumber: Getty Images

Yogyakarta adalah salah satu daerah yang pernah jadi ibu kota Indonesia, tepatnya lima bulan setelah kemerdekaan (Januari 1946).

Pada September 1945, Indonesia masih seumur jagung dalam hal merdeka. Tentara NICA (Belanda) sudah memasuki Jakarta, belum lagi tentara Jepang yang belum menarik diri.

Karena situasi di Jakarta semakin rumit dan tidak kondusif, maka perlu ada suatu ide untuk menangani masalah tersebut.

Rapat terbatas pada 1 Januari 1946 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 yang dipimpin oleh Ir. Soekarno selaku presiden pertama RI menghasilkan kesepakatan bahwa pemerintahan Indonesia akan dikendalikan dari lingkup daerah.

Esok harinya (2 Januari 1946), Sultan Hamengkubuwono IX menyarankan bahwa sebaiknya Ibu Kota Negara dipindah ke Yogyakarta untuk sementara. Usul tersebut disambut baik oleh Ir. Soekarno. Sang proklamator kemerdekaan tersebut memberikan mandat bahwa tidak boleh ada yang membawa harta benda satu pun ke Yogyakarta.

Dengan situasi yang tidak kondusif di Jakarta, Soekarno dan rekan-rekannya pergi pada tanggal 3 Januari 1946 dengan gerbong kereta yang tidak dinyalakan lampunya agar tidak ketahuan oleh NICA (tentara Belanda). Bahkan, tentara tersebut mengira bahwa gerbong tersebut kosong.

Soekarno dan rekan-rekannya sampai di Yogyakarta pada 4 Januari 1946 dini hari dengan selamat. Mereka disambut oleh Sultan Hamengkubuwono IX, Paku Alam VIII, dan Jendral Soedirman.

Sejak saat itu Ibu Kota Negara secara sementara berada di Yogyakarta dan biaya operasional pemerintahan ditanggung oleh Keraton Yogyakarta dan Gedung Agung Yogyakarta menjadi istana kepresidenan.

Bagaimana dengan Jakarta? Kendali keamanan Jakarta dipegang oleh Letnan Kolonel Daan Jahja yang merupakan Gubernur Militer Jakarta.

Yogyakarta sendiri menjadi Ibu Kota Negara sampai dengan 27 Desember 1949.

2. Bukittinggi

Daerah yang Pernah Jadi Ibu Kota di Indonesia
Jam Gadang. Sumber: Getty Images

Selain Yogyakarta, Bukittinggi adalah daerah lain yang pernah jadi Ibu Kota di Indonesia dan menjadi satu-satunya Ibu Kota Indonesia yang pernah ada di Sumatra.

Bukittinggi pernah menjadi Ibu Kota Negara Indonesia karena Yogyakarta yang menjadi ibu kota negara saat itu jatuh ke tangan Belanda dan pemimpin bangsa kita sedang diasingkan ke luar daerah. Daerah tersebut menjadi Ibu Kota Negara Indonesia dalam waktu singkat saja, yakni dari Desember 1948 sampai dengan Juni 1949.

Presiden dan Wakil Presiden memberikan amanah kepada Menteri kemakmuran saat itu, yaitu Sjafruddin Prawiranegara untuk memindahkan Ibu Kota Negara dari Yogyakarta menjadi Bukittinggi.

Karena serangan Belanda yang bertubi-tubi di Yogyakarta, para pemimpin di Bukittinggi saat itu menyadari bahwa Belanda sedang mendeklarasikan perang. Di hari yang sama (19 Desember 1948), Panglima Komando Sumatra, Kolonel Hidayat mendesak diadakan rapat kembali untuk membahas masalah ini

Pada awalnya, Menteri Kemakmuran ragu untuk membentuk PDRI meski legalitasnya sudah ada. Pada akhirnya, ia menggunakan wewenangnya untuk membentuk PDRI dan mempertahankan NKRI.

Dari catatan sejarah, PDRI lahir pada 22 Desember 1948 di Halaban, tetapi sejatinya PDRI sudah dimulai di Bukittinggi lewat agenda pertemuan para pemimpin di daerah tersebut.

Apa yang bisa dipelajari dari daerah yang pernah jadi ibu kota Indonesia?

Dari sejarah pemindahan Ibu Kota Negara, sudah jelas bahwa urusan ini bukanlah hal yang sepele dan harus diperhitungkan matang-matang. Jadi, pelajaran dari pemindahan Ibu Kota Indonesia yang pernah terjadi adalah Anda harus terbiasa memikirkan alternatif terbaik, terutama saat dihadapkan dalam hal darurat.

Alasan dipindahkannya ibu kota di zaman baru merdeka adalah:

  1. Mempertahankan kedaulatan NKRI
  2. Daerah yang tidak kondusif
  3. Jatuhnya daerah Ibu Kota Negara kepada penjajah

Bagaimana dengan pemindahan ibu kota negara di zaman sekarang?

Berbeda dengan zaman dahulu, sekarang tidak ada lagi namanya penjajah. Menurut laman KemenKeu, beberapa urgensi pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta adalah:

  • Tantangan masa depan menuju visi Indonesia emas 2045
  • Mendorong ekonomi yang inklusif dan merata
  • Jakarta sudah tidak cocok menjadi IKN.

Ditulis oleh: Faris Yudza Ghifari

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button