Market

Mendag Zulhas Dorong Komunikasi Intens Pengusaha Besar RI-Arab Saudi

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendorong pelaku usaha besar Indonesia-Arab Saudi untuk melakukan komunikasi secara lebih intens untuk meningkatkan perdagangan kedua negara. Hal itu dapat dilakukan dengan memaksimalkan pertemuan-pertemuan para pelaku usaha kedua negara.

Ia menyampaikan hal itu saat memberikan pidato kunci pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI Tahun 2023 Asosiasi Muslimah Pengusaha se-Indonesia ‘Khadijah’ Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Tahun 2023.

“Perdagangan Indonesia dengan Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, nilainya masih kecil karena belum maksimal pertemuan antara pelaku usaha, terutama pelaku usaha besar kedua negara,” kata Mendag Zulhas, sapaan akrabnya, dalam Rapimnas tersebut yang mengusung tema ‘Optimalisasi Peran Kepemimpinan Ekonomi Perempuan dalam Pembangunan,’ di Jakarta, Kamis (26/1/2022).

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie pada sesi Klinik Bisnis.

Oleh karena itu, sambung Zulhas, nilai perdagangan Indonesia-Arab Saudi masih kalah dibandingkan perdagangan Saudi dengan Vietnam dan Thailand. “Sehingga, lebih besar perdagangan Arab Saudi dengan Vietnam dan Thailand,” timpal Zulhas.

Ia pun kembali mendorong agar lebih banyak dilakukan diskusi antara pelaku usaha besar kedua negara untuk memajukan perusahaan, perdagangan, serta mengembangkan bisnis.

“Selain itu, diskusi juga perlu agar ekonomi umat berkembang, pendidikan lebih baik, dan pengetahuan lebih luas,” ucapnya.

Untuk itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini mengharapkan ICMI sebagai ikatan cendikia dan Alisa Khadijah bisa menjadi contoh, pelopor, dan inspirasi bagi pengusaha-pengusaha lainnya.

Dalam pidato kuncinya, Mendag juga menceritakan dirinya yang baru saja kembali dari misi dagang di Arab Saudi yang membuahkan kerja sama perdagangan Rp2,3 triliun.

“Saya dorong ICMI untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara karena posisi perdagangan Indonesia saat ini masih defisit dengan Arab Saudi,” ucapnya.

Untuk kegiatan serupa ke depan, Mendag meminta ICMI untuk dapat mengundang para stakeholders dari empat pilar, yakni usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM, pengusaha ritel modern, lembaga keuangan, dan digital marketing.

Mendag pun meminta grosir-grosir atau ritel modern untuk menampung hasil produksi UMKM. “Ritel modern belanjanya dari UMKM di daerah tersebut dan UMKM sebagai pemasok,” tuturnya.

Tantangannya sekarang, menurut Mendag, pasokan dari UMKM tidak rutin. Padahal, toko modern membutuhkan konsistensi pasokan.

Zulhas juga mengharapkan logistik dari ritel modern dapat menyuplai warung-warung kelontong.

“Ibu-Ibu yang punya warung, cukup disuplai oleh grosir, sama-sama untung. Tidak bayar temapt, pegawai, listrik, dan keamanan. Ritel modern setuju. Kerja sama yang win-win (saling menguntungkan). Ekosistem itu yang harus ketemu agar bisa jalan,” papar Zulhas.

Pihak kembaga keuangan, sambung Zulhas, berperan dalam pembiayaan untuk UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Sedangkan pihak digital marketing, yakni marketplace atau lokapasar dapat melatih UMKM tanpa biaya, seperti pengemasan, cara foto, tampilan produknya dan lain-lain,” ungkap Mendag

Di atas semua itu, Mendag menekankan pentingnya peran empat pilar itu dalam sebuah ekosistem dalam membangun secara terus-menerus agar UMKM bisa berkembang dengan dukungan penuh dari perbankan.

“Contoh, ajak pelaku usaha ritel modern untuk buka di Mekah, Madinah, dan Jeddah. Dengan demikian, produk UMKM kita bisa masuk ke Arab Saudi. Jadi win-win solution antara pelaku usaha besar dengan pelaku UMKM,” imbuhnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button