News

Apa Saja Senjata Hamas dan Masuk Lewat Jalur Mana?

Israel sejak lama secara ketat mengawasi perbatasan maritim, udara dan darat di Jalur Gaza untuk menjaga ketat pasokan senjata ke wilayah Palestina. Namun Hamas masih bisa memiliki dan menggunakan senjata untuk menyerang Israel. Lewat mana masuknya senjata itu dan apa saja jenisnya?

Israel sepekan terakhir telah melakukan pengepungan penuh terhadap Jalur Gaza dan berjanji untuk melenyapkan Hamas dengan serangan habis-habisan yang membabi buta. Kelompok Hamas saat ini menguasai Jalur Gaza dengan sekitar 2,3 juta orang tinggal di wilayah yang luasnya 365 km persegi.

Meskipun telah melakukan penarikan penuh pada tahun 2005, Israel mengendalikan perbatasan maritim, udara dan darat di Jalur Gaza untuk menjaga kewaspadaan ketat terhadap pasokan senjata ke Hamas di wilayah tersebut. Pergerakan orang di Gaza dikontrol ketat oleh Mesir dan Israel dengan hanya dua penyeberangan perbatasan.

post-cover

Peta Jalur Gaza (Grafis NDTV)

Bagaimana Hamas Mendapatkan Senjata?

Terlihat di peta, Jalur Gaza dikelilingi Israel di dua sisi dan berbatasan dengan Mesir. Ujung baratnya menghadap Laut Mediterania, tempat Angkatan Laut Israel membatasi pergerakan manusia hanya hingga 12 mil laut.

Mengutip NDTV, penyelundup senjata kemungkinan besar menjatuhkan senjata di pantai sepanjang Laut Mediterania. Meskipun ada kendali maritim oleh Angkatan Laut Israel, pemasok senjata seringkali berhasil menyuplai senjata ke kelompok tersebut. 

Para penyelundup senjata juga menggunakan terowongan sebagai jalur alternatif untuk memasok senjata. Gaza berbatasan dengan Mesir dan terowongan dibangun untuk mengirimkan senjata ke wilayah tersebut. Jaringan terowongan tersebut digunakan untuk mengirimkan senjata seperti roket Fajr-3, Fajr-5, dan M-302 dari Iran dan Suriah.

Fajr-3 adalah roket artileri permukaan-ke-permukaan terarah buatan Iran. Fajr-3 memiliki jangkauan 43 km dan ditemukan di gudang Hizbullah – sebuah kelompok yang memiliki hubungan dekat dengan Iran dan Suriah. Fajr-5 memiliki jangkauan 75 km, dengan daya ledak tinggi (HE) 90 kg. Sementara itu, ada juga roket M-302 atau Khaibar-1 yang dibuat Iran dan merupakan roket terarah jarak jauh yang digunakan oleh Hamas, dan kabarnya dipasok oleh Hizbullah.

Pada gelombang pertama serangan terhadap Israel, lebih dari 5.000 roket ditembakkan dari Gaza. Selama bertahun-tahun, Hamas telah mengembangkan teknologi roket mentahnya untuk memperluas jangkauannya dan senjata yang dilaporkan dipasok oleh Iran, digunakan untuk mengalahkan sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.

Iran disebut-sebut mendukung Operasi Badai Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas namun membantah terlibat langsung dalam perang tersebut dan menolak klaim Israel bahwa mereka mendanai operasi Hamas. Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2021 menuding Hamas menerima pelatihan, pendanaan, dan senjata dari Iran. Sesuai laporan, 70 persen dari total dana untuk Hamas diterima dari Iran.

Beberapa laporan menunjukkan senjata buatan AS juga digunakan oleh Hamas yang dipasok dari Afghanistan oleh Taliban. Pada tahun 2021, AS mengakhiri operasinya di Afghanistan dan meninggalkan tumpukan senjata yang diambil oleh Taliban setelah mereka menguasai negara tersebut. 

Pengamat militer Michael Clarke mengatakan Hamas tak memiliki kendaraan lapis baja karena sejumlah alasan, termasuk bisa dengan mudah menjadi target Israel. “Mereka beroperasi dari kendaraan utilitas seperti Land Rover Discovery dan memasang senjata di belakang, seperti senapan mesin berat kaliber 30,” kata Clarke dikutip SkyNews.

Kendaraan jenis ini lebih mudah bergerak di medan perang dan digunakan untuk menimbulkan kehancuran. Saat ditanya soal jumlah personel Hamas, Clarke mengira sekitar 100.000 orang. Namun, jika eskalasi konflik terjadi jumlah itu bertambah karena kelompok ini bisa memobilisasi massa. “Jumlah mereka bisa bertambah 40.000 hingga 50.000 orang,” ujar Clarke.

Amerika Serikat, pemasok utama senjata ke Israel, telah bergerak cepat untuk menegaskan dukungannya kepada Israel setelah serangan mendadak dari Jalur Gaza. Selain berjanji memberikan dukungan yang kuat, AS juga memperingatkan pihak-pihak lain untuk tidak terlibat dalam konflik tersebut.

AS telah memerintahkan pergerakan kapal perang dan pesawat bergerak menuju Mediterania timur lebih dekat ke Israel, sebuah langkah untuk menunjukkan dukungan itu. Laporan menunjukkan kelompok penyerang kapal induk AS akan membantu Israel mempertahankan pantai di sepanjang Gaza untuk menghentikan pasokan senjata.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button