Market

Inilah Pemicu Tren Kenaikan Harga Beras Versi Bapanas

Berkurangnya pasokan beras di masyarakat telah memicu kenaikan harga beras akhir-akhir ini. Kelangkaan tersebut sebagai dampak dari fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di sentra-sentra pertanian.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan lonjakan harga beras di tingkat konsumen tidak terlepas dari kenaikan harga gabah di tingkat produsen.

Dia berujar naiknya harga gabah tersebut ditengarai akibat kurangnya stok di lapangan. “Sehingga terjadi perebutan gabah yang memicu kenaikan harga di tingkat petani,” kata Arief dalam keterangan Bapanas, Selasa malam (26/9/2023).

Laman Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras medium per 27 September 2023 melonjak 1,44 persen dibandingkan bulan lalu menjadi Rp 13.340 per kilogram.  

Dia mengatakan saat ini petani memang senang karena terjadi kenaikan harga gabah. Namun, tutur Arief, di tingkat penggilingan tidak bisa berjalan seperti biasa karena stok gabah di lapangan terbatas.

Bapanas menyatakan kenaikan harga gabah dapat menjadi momentum untuk mendorong peningkatan produksi karena harga di tingkat petani relatif baik. Karena itu, kata Arief, pemerintah harus memperhatikan faktor-faktor produksi. Antara lain penyediaan lahan, pengolahan, pupuk, benih, penyuluhan hingga teknologi dan mekanisasi.

Dia mengatakan hal ini sangat penting dalam menjaga tingkat produksi di lapangan di tengah ancamana El Nino yang berdampak pada penurunan produksi. Tujuannya agar kebijakan dilakukan terintegrasi dari hulu hingga hilir.  

“Di on farm menjaga dan meningkatkan produksi harus terus diupayakan, di off farm atau pasca panennya kita menyerap hasil panen petani,” ujar Arief. 

Upaya menyerap lebih banyak hasil panen petani dilakukan oleh BUMN pangan sebagai offtaker. Sedangkan Bapanas ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk menyiapkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button