Market

Kota Yogyakarta Bergelimang Sampah, Politikus PKS Teriak Keras


Hari-hari ini, berita mengenai tumpukan sampah di sejumlah ruas jalan di Kota Yogyakarta, mencuat. Ini jelas memalukan warga Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan.

Anggota DPR asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sukamta menduga, timbunan sampah itu, akibat transisi layanan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. 

“Sudah lebih dari setahun keluhan ini saya dapatkan, baik dari tetangga maupun warga masyarakat yang bertemu dalam beberapa agenda penyerapan aspirasi. Beberapa hari ini kembali menghangat, ternyata masih persoalan yang sama,” kata Sukamta, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Hingga saat ini, kata politikus PKS itu, belum ada solusi yang optimal dari Pemkot Yogyakarta. Baik terkait penampungan dan pengelolaan sampah setelah Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X menyerahkan penanganan sampah sepenuhnya kepada pemda atau pemkot.

Sukamta mengaku heran, Pemkot Yogyakarta sampai saat ini, belum mampu mengatasi masalah sampah. Padahal sudah dibekali anggaran yang memadai. Namun dia mengaku kagum dengan warga Yogya yang masih sabar, tidak sampai demo ke pemkot meski dirugikan.

“Persoalan sampah yang tidak tertangani ini, seperti orang kebelet buang air tidak nemu toilet. Sebagian warga yang pikirannya pendek, buang sampah sembarangan. Akhirnya masalah sampah meluas. Kota Yogya menjadi viral karena sampah. Jelas memalukan tidak hanya untuk pemkot, namun semua warga Yogyakarta,” kata Sukamta.

Selanjutnya, Sukamta berharap, Pemkot Yogyakarta lebih fokus melakukan solusi jangka pendek. Bisa dengan optimalisasi penampungan di TPST Piyungan.

“Yang saya dengar, TPST ini kalau ada alat dan SDM yang memadai, masih bisa dimanfaatkan secara optimal.  Untuk sementara bisa mengolah 200-300 ton per hari. Pemkot Yogya seharusnya bisa komunikasikan hal ini ke Gubernur DIY. Rencana optimalisasi 3 TPS 3R di Nitikan, Karangmiri dan Kranon bisa segera direalisasikan, meski daya tampung 3 TPS ini, masih terbatas,” paparnya.

“Di level RT, RW dan Kampung, Pemkot Yogyakarta semestinya bisa memberikan stimulan atau honor untuk petugas pengambil sampah rumah tangga. Agar masyarakat tidak buang sembarangan. Dan pengambilan sampah ini sudah dengan sistem terpilah. Selama ini warga sudah diminta memilah, tapi di pembuangan dicampur lagi oleh petugas. Ini perlu jadi perhatian pemkot,” imbuhnya.

Yang tak kalah penting, kata Sukamta, Pemkot Yogyakarta perlu siapkan roadmap untuk penanganan sampah jangka panjang. Karena menyangkut peningkatkan kesadaran masyarakat.

“Kuncinya edukasi secara terus-menerus di sekolah, rumah tangga dan masyarakat. Pemkot Yogya perlu membuat peraturan yang kuat untuk pengurangan sampah, misal dengan kebijakan kantong plastik berbayar atau larangan penggunaaan kantong belanja plastik sekali pakai,” ungkapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button